Berhasil Tekan Laju Penularan Tanpa Lockdown, Kini Singapura Hadapi Gelombang Kedua Covid-19

Dipandang sukses menahan laju penularan Covid-19 meski tak lakukan lockdown, Singapura kini tengah menghadapi gelombang kedua Virus Corona.


zoom-inlihat foto
situs-pengujian-coronavirus-darurat-pusat-medis-di-gyeongsan-provinsi-gyeongsang-utara.jpg
Yonhap/Korea Times
ILUSTRASI - Situs pengujian coronavirus darurat pusat medis di Gyeongsan, Provinsi Gyeongsang Utara, ramai dikunjungi warga ada Sabtu (22/2/2020). Sebagian besar dengan penduduk provinsi Cheongdo provinsi itu, yang dekat kota di mana jumlah orang yang terinfeksi virus baru meningkat tajam dalam beberapa hari. Yonhap/Korea Times


TRIBUNNEWSWIKI.COM - Singapura digadang-gadang sebagai negara yang layak dicontoh terkait penanganan virus corona.

Pasalnya, negara tetangga ini berhasil menahan laju penularan Covid-19 sepanjang bulan Maret.

Pada awal Maret, Singapura mencatat lebih dari 100 infeksi, Seperti diberitakan South China Morning Post, Jumat (3/4/2020).

Penelusuran kontak, prosedur karantina yang ketat, dan pembatasan perjalanan yang terukur mendapat pujian dari pihak luar.

ILUSTRASI - Seorang staf medis ambulans menyemprotkan disinfektan pada koleganya setelah tiba di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan dengan seorang wanita tua, yang pulih dari COVID-19, di Wuhan di provinsi Hubei tengah Cina pada 30 Maret 2020, setelah pembatasan perjalanan ke kota berkurang setelah lebih dari dua bulan terkunci karena wabah coronavirus COVID-19. Wuhan, kota di Cina tengah tempat virus korona pertama kali muncul tahun lalu, sebagian dibuka kembali pada 28 Maret setelah lebih dari dua bulan isolasi total hampir untuk populasi 11 juta.
ILUSTRASI - Seorang staf medis ambulans menyemprotkan disinfektan pada koleganya setelah tiba di Rumah Sakit Palang Merah Wuhan dengan seorang wanita tua, yang pulih dari COVID-19, di Wuhan di provinsi Hubei tengah Cina pada 30 Maret 2020, setelah pembatasan perjalanan ke kota berkurang setelah lebih dari dua bulan terkunci karena wabah coronavirus COVID-19. Wuhan, kota di Cina tengah tempat virus korona pertama kali muncul tahun lalu, sebagian dibuka kembali pada 28 Maret setelah lebih dari dua bulan isolasi total hampir untuk populasi 11 juta. (Hector RETAMAL / AFP)

Baca: AS-China Saling Tuding, PM Singapura Sempat Berseru Dunia Akan Cari Pemimpin Lain Tangani Covid-19

Baca: Tak Banyak Petugas Medis Terpapar Covid-19, Begini Perencanaan Matang Singapura Hadapi Pandemi

Sebagai contoh, Singapura (per 25 Maret) telah melakukan 6.800 tes per juta orang, lebih dari Korea Selatan pada 6.500 dan Taiwan, 1.000.

Nega lain dibuat 'cemburu' dengan keberhasilan Singapura, yang menjaga angka penularan di level rendah, tapi juga tetap membuka sekolah dan mal seperti biasa.

Namun nampaknya kondisi di Singapura kini sedikit berbeda.

Kasus di Singapura sudah menembus angka 1.000 pada 1 April 2020.

Sepanjang Februari, jumlah infeksi baru dalam sehari tetap dalam satu digit.

Tapi pada 1 April, ada 74 kasus baru, sementara 2 April ada 49 infeksi dan kematian keempat.

Bagaimana ini bisa terjadi?

Para ahli mengatakan lonjakan kasus di negara merupakan "gelombang kedua" infeksi.

ILUSTRASI - Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat.
YONHAP / AFP
ILUSTRASI - Para pekerja medis yang mengenakan alat pelindung memindahkan seorang tersangka pasien virus korona (C) ke rumah sakit lain dari Rumah Sakit Daenam di mana total 16 infeksi sekarang telah diidentifikasi dengan virus corona COVID-19, di daerah Cheongdo dekat kota tenggara Daegu pada 21 Februari 2020 Kasus coronavirus Korea Selatan hampir dua kali lipat pada 21 Februari, naik di atas 200 dan menjadikannya negara yang paling parah terkena dampak di luar China ketika jumlah infeksi yang terkait dengan sekte keagamaan meningkat. YONHAP / AFP (YONHAP / AFP)

Baca: Ilmuwan AS Klaim Virus Corona Bisa Menjadi Penyakit Musiman: Penting untuk Kembangkan Vaksin

Baca: Menkes Singapura Beberkan 8 Strategi Hadapi Covid-19: Deteksi Dini, hingga Lindungi Petugas Medis

Gelombang pertama dimulai ketika wisatawan dari China daratan menularkan virus ke penduduk Singapura pada tahap awal wabah global.

Kasus paling awal terjadi sebelum negara kota itu menerapkan pembatasan perjalanan.

Seiring bertambahnya jumlah kasus, negara kota itu memberlakukan pembatasan perjalanan yang semakin ketat, pertama-tama menargetkan pelancong asing yang datang dari China, lalu Korea, Italia, dan Iran, dan akhirnya melarang semua pelancong.

Namun, sebagian besar dari gelombang infeksi kedua melibatkan penduduk Singapura yang kembali dari luar negeri seperti Amerika Serikat dan Inggris, yang mengalami lonjakan kasus.

Yang lebih mengkhawatirkan bagi pihak berwenang, gelombang kedua juga mencakup peningkatan jumlah infeksi yang ditularkan secara lokal dan kasus-kasus tanpa hubungan yang diketahui dengan pasien yang dikonfirmasi.

Menanggapi gelombang kedua, Singapura memperkenalkan langkah-langkah social distancing yang lebih ketat, melarang masuknya semua pelancong dari 23 Maret.

Dan pada tanggal 27 Maret, menutup bar dan tempat hiburan malam, membatasi pertemuan hingga 10 orang , serta memperkenalkan hukuman bagi individu dan restoran yang melanggar.

Warga mulai didesak untuk tinggal di rumah dan pergi hanya untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan pokok.

ILUSTRASI - Petugas kesehatan melakukan rapid test Covid-19 massal di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Rapid test massal tersebut dilakukan terhadap orang-orang yang berisiko tinggi terpapar dan dimaksudkan untuk mengidentifikasi penyebaran virus corona atau Covid-19. (AFP/Rezas)
ILUSTRASI - Petugas kesehatan melakukan rapid test Covid-19 massal di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Rapid test massal tersebut dilakukan terhadap orang-orang yang berisiko tinggi terpapar dan dimaksudkan untuk mengidentifikasi penyebaran virus corona atau Covid-19. (AFP/Rezas) (AFP/Rezas)

Baca: Penerbangan Terdampak Covid-19, Pramugari di Singapura Kerja di Toko Ritel demi Penuhi Kebutuhan

Baca: Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil





Halaman
12
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved