Bahkan hingga saat ini, jumlah korban tewas karena Covid-19 terus bertambah di seluruh dunia.
Kendati demikian, menurut Burke, secara konservatif, sangat mungkin nyawa yang diselamatkan secara lokal dari adanya pengurangan polusi akan melebihi kematian akibat Covid-19.
"Mengingat sejumlah besar bukti bahwa menghirup udara kotor berkontribusi besar terhadap kematian dini," kata Burke.
Burke kembali mempertanyakan apakah mungkin nyawa yang diselamatkan dari pengurangan polusi yang disebabkan oleh gangguan ekonomi dari Covid-19 ini melebihi angka kematian akibat virus itu sendiri.
"Bahkan di bawah asumsi yang sangat konservatif, saya pikir jawabannya jelas 'ya'," jelas dia.
Peneliti ini kemudian mencoba menghitung pengurangan polusi selama dua bulan. Hasilnya, mungkin saja pengurangan polusi ini telah menyelamatkan nyawa 4.000 anak di bawah 5 dan 73.000 orang dewasa di atas 70 di Cina.
Itu secara signifikan lebih dari jumlah kematian global saat ini dari virus corona.
Meskipun ini mungkin tampak sedikit mengejutkan, namun itu adalah sesuatu yang telah diketahui untuk waktu yang cukup lama.
Awal bulan ini, penelitian menunjukkan polusi udara menghabiskan biaya tiga tahun, dari rata-rata harapan hidup global.
"Sungguh luar biasa, jumlah kematian dan hilangnya harapan hidup dari polusi udara menyaingi efek dari merokok tembakau dan jauh lebih tinggi daripada penyebab kematian lainnya," kata fisikawan Jos Lelieveld dari Cyprus Institute di Nicosia.
Menurut dia, polusi udara melebihi malaria sebagai penyebab global kematian dini dengan faktor 19.
Angka tersebut melebihi kekerasan dengan faktor 16, HIV/AIDS dengan faktor 9, alkohol dengan faktor 45, dan penyalahgunaan narkoba oleh faktor 60.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa polusi udara benar-benar dapat membunuh. Tetapi analisis Burke hanya menggunakan data dari China, dan diselesaikan sebelum ada informasi lebih lanjut tentang bagaimana Covid-19 telah memengaruhi seluruh dunia.
Baca: Update 49 TKA China yang Masuk Kendari, Sempat Dikarantina di Bangkok, Kapolda Sultra Minta Maaf
Baca: Tegaskan Pemerintah Siap Tangani Covid-19, Wapres Maruf Amin Ingatkan Soal Social Distancing
Dengan jumlah kasus terbesar kedua yang terjadi di Italia, dan negara itu memberlakukan tindakan karantina yang ketat, data satelit di Italia utara kini telah menunjukkan penurunan besar dalam polusi udara.
Khususnya penurunan nitrogen dioksida, gas yang sebagian besar dikeluarkan oleh mobil, truk dan beberapa industri.
Untuk saat ini, Zehner mengaku tidak memiliki studi peer-review yang mengukur dampak kesehatan sejati dari pengurangan emisi.
Akan tetapi, mengingat apa yang diketahui tentang bahaya pencemaran udara yang meluas, kemungkinan akan ada manfaat langsung dalam bentuk polusi yang lebih sedikit.
Kendati demikian, angka-angka pendahuluan ini menunjukkan pandemi virus corona sebagai bencana kesehatan global ini adalah kesempatan untuk menilai.
Salah satunya aspek mana dari kehidupan modern yang mutlak diperlukan.
Selain itu, perubahan positif apa yang mungkin terjadi jika kita mengubah kebiasaan dalam skala global setelah besarnya dampak pandemi virus corona yang akibatkan Covid-19 ini.
(Tribunnewswiki.com/Putradi Pamungkas, Kompas.com/Monika Novena/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)