Gejala Awal Infeksi Virus Corona Hari per Hari, Lakukan Langkah Tepat Jika Alami Gejala Covid-19
Cara Pencegahan Corona: Jangan Sentuh Hidung hingga Cuci Tangan
China Klaim Obat Flu Jepang Efektif Obati Virus Corona
Meski pasien kasus 17 November 2019 ini telah terindentifikasi, masih ada keraguan benarkan individu tersebut benar menjadi orang pertama yang terjangkit.
Masih ada kemungkinan kasus yang lebih awal lagi untuk ditemukan.
Sementara itu para ahli di seluruh dunia tak berhenti untuk terus mempelajari virus SARS-CoV-2, menguji vaksin, serta memberikan perawatan supaya pandemi global ini segera berlalu.
Dampak Pandemi Virus Corona pada Lingkungan, Polusi Udara Global Turun
Pandemi virus corona yang menyebabkan Covid-19 semakin memberi pukulan keras terhadap ekonomi global.
Namun, ada dampak lain yang sangat positif bagi lingkungan.
Kabar baik di tengah kabar buruk terkait semakin luasnya penyebaran virus corona di dunia.
Sebab, lagi-lagi Covid-19 menunjukkan pengaruh positif terhadap polusi udara secara global.
Saat China menyatakan lockdown karena penyebaran virus corona yang semakin liar, citra satelit menunjukkan tingkat polusi yang menurun drastis di langit Negeri Tirai Bambu itu.
Baca: WHO Imbau Hindari Konsumsi Ibuprofen untuk Gejala Covid-19, Dapat Memperburuk Efek Virus Corona
Baca: FAKTA Rumah Sakit Rujukan Pasien Virus Corona: Ruang Isolasi Ukuran 3x4 meter Berisi 6 orang, Layak?
Kali ini, seperti melansir Science Alert, Selasa (17/3/2020), para astronom menunjukkan penurunan emisi nitrogen dioksida di langit Eropa.
Menggunakan instrumen Tropomi pada satelit Copernicus Sentinel-5P, astronom mengambil gambar permukaan Bumi yang diambil dari 1 Januari hingga 11 Maret 2020.
Gambar tersebut menunjukkan penurunan nitrogen dioksida, yakni emisi gas buang dari kendaraan bermotor dan asap industri, yang turun secara drastis.
"Penurunan emisi nitrogen dioksida di atas Lembah Po di Italia utara sangat nyata," jelas Claus Zehner, manajer misi Badan Antariksa Eropa ( ESA) Copernicus Sentinel-5P, dikutip dari Kompas.com.
Zehner mengatakan meski mungkin ada variasi dalam data karena tutupan awan dan perubahan cuaca, namun dia meyakini pengurangan emisi terjadi bersamaan dengan lockdown di Italia.
"Hal ini menyebabkan lebih sedikit lalu lintas dan kegiatan industri (berlangsung di Italia)," ungkap dia.
Pada 8 Maret lalu, peneliti sumber daya lingkungan dari Standford University, Marshall Burke melakukan beberapa perhitungan baik tentang penurunan polusi udara baru-baru ini di beberapa wilayah di China.
Seperti diketahui, virus corona yang kali pertama mewabah di Wuhan, telah menewaskan ribuan orang.