TRIBUNNEWSWIKI.COM - Tim forensik RS Polri Kramat Jati masih memeriksa kejiwaan siswi SMP yang bunuh bocah 6 tahun.
Tim forensik juga mengungkapkan tentang peluang kesembuhan NF.
Terlepas dari perkara yang menjerat siswi SMP tersebut, apabila NF dinyatakan mengidap gangguan jiwa, ia masih memiliki kesempatan besar untuk hidup normal.
Baca: Grafolog Ungkap Tulisan Tangan Siswi SMP Pembunuh Bocah: Berubah Ekstrem, Ada Sudut Tajam Tak Lazim
Kepala Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati Kombes Sumy Hastry Purwanti mengatakan NF dapat sembuh bila mendapat penanganan medis.
"Bisa sembuh, harus didampingi (penanganan medis) terus. Semua orang sakit kan bisa sembuh, kecuali dia enggak mau sembuh," kata Hastry di RS Polri Kramat Jati, Kamis (12/3/2020), dilansir TribunJakarta.com.
Hal ini juga berlaku dalam konteks kasus pembunuhan, pembunuh berantai sekali pun dapat sembuh dan sudah terbukti dalam sejumlah kasus.
"Banyak contoh kasusnya (pelaku pembunuhan sembuh), orang yang sudah dipulangkan dari RS Jiwa kan karena dianggap sudah sembuh," ujarnya.
Kesembuhan pelaku dari gangguan jiwa yang diidapnya jadi pembeda ilmu psikiatri jiwa forensik dengan Kriminologi.
Baca: Siswi SMP Pelaku Pembunuhan Bocah 6 Tahun Akan Diberi Bimbingan Psikologi oleh Kemen PPPA
Meski sama-sama dilibatkan penyidik mengungkap kasus, Kriminologi tak berkutat pada ranah kesembuhan pelaku kriminal.
"Kalau psikiatri forensik dia ngasih obat, karena dia dokter. Ketika sudah tahu gangguan jiwa dikasih obat," tuturnya.
Diperiksa 10 Dokter
Diketahui terdapat sekitar 10 dokter yang dilibatkan dalam menganalisa kejiwaan NF.
Dilansir TribunJakarta.com, pemeriksaan tak hanya dilakukan lewat cara bertanya kepada NF, tapi juga ke orang tua, anggota keluarga, dan orang terdekat.
Yakni tergantung pada gejala apa yang hendak dipastikan dokter psikiatri jiwa forensik RS Polri Kramat Jati terhadap NF.
"Sesuai kaidah kedokteran, kita tim dalam hal ini dari dokter psikiater. Ada tim dari pskilog, ada dokter spesialis lainnya," ujar dr. Rianna.
Jumlah dokter ahli yang terlibat dalam observasi selama maksimal 14 hari kerja disebut dr. Rianna berkisar 10 orang.
Dia menuturkan wawancara mendalam yang dilakukan dokter psikiatri jiwa forensik tak sekedar wawancara.
Baca: Dokter Teliti Bagian Otak Siswi SMP Tersangka Pembunuh Bocah 6 Tahun: Dasarnya Tidak Punya Empati
Selama menjalani pemeriksaan kejiwaan awal, NF disebut kooperatif dengan tim dokter.
"Tentu tidak semua kita tanyakan langsung. Pertanyaan secara bertubi-tubi buat orang tidak nyaman, sekarang sih kooperatif," sambung Henny.
Pelaku akan diperiksa sesuai prosedur medis secara bertahap, di antaranya lewat wawancara mendalam selama observasi.