Teka-Teki Gambar Gadis SMP Pembunuh Bocah, Ada 13 Coretan Perempuan Sedih dan Tokoh Slender Man

Karya gadis ABG yang secara sadar membunuh APA (5), teman main adiknya.


zoom-inlihat foto
smp-bunuh-anak-6-tahun.jpg
Tribun Jakarta/Muhammad Rizki Hidayat
Barang bukti papan tulis dan lembaran kertas bergambar milik pelaku NF, saat ditunjukkan polisi, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020).


Usaha Sofyan, keluarga dan warga sia-sia saja karena tak menemukan APA.

Lantaran tak ada hasil di mana keberadaan APA, orangtua dan Sofyan membuat laporan orang hilang di kantor Polsek Metro Sawah Besar.

Yuli sempat membantu pihak keluarga mencari APA hari itu hingga malam.

Keesokan harinya, Jumat pagi, Yuli dan tetangga lain kaget melihat polisi mendatangi rumah NF dan memeriksanya.

Di lantai dua kamar NF, tepatnya di dalam lemari pakaiannya, polisi menemukan APA sudah tewas dalam kondisi terikat.

"Tadi pagi ada polisi datang, eh tahunya (APA) ada di lemari ternyata," tutur Yuli.

Menurut Yuli, Kamis malam warga dan keluarga sempat datang untuk mencari APA tapi tak sampai memeriksa lemari pakaian di kamar NF.

"Dicari sama keluarga tapi enggak ketemu, sempat datang periksa (rumah pelaku) tapi enggak buka lemari. Enggak ada yang mengira juga kalau di dalam lemari," tambahnya.

Baca: Virus Corona: Tak Hanya Korsel, Iran & Italia, Turis China Lebih Dahulu Dilarang Masuk ke Indonesia

Tenang di Depan Penyidik

Pada Jumat pagi, NF keluar rumah sudah berseragam sekolah menengah pertama, tapi mendadak menuju Polsek Metro Tamansari.

NF sempat mengganti seragamnya dengan pakaian lain yang sudah ia siapkan di dalam tasnya sebelum sampai di kantor polisi.

Tiba di Mapolsek Tamansari, NF bercerita perihal kedatangannya. Dari cerita NF, polisi yang menerimanya sempat tak percaya.

"Polisi, saya sudah membunuh dan mayatnya saya taruh di dalam lemari," ujar NF di Polsek Tamansari seperti ditirukan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.

NF akan menjalani proses hukum dengan asas praduga tak bersalah lantaran masih di bawah umur.

"Tahanannya akan berbeda. Ia akan dipisahkan," jelas Yusri.

 Yusri juga menjelaskan jika awalnya polisi tak percaya dengan keterangan NF.

"Setelah melihat ada mayat di kamar pelaku, mereka percaya," imbuhnya.

Penyidik Polres Metro Jakarta Pusat sudah memintai keterangan NF setelah membunuh.

"Penyidik bertanya bagaimana perasaannya setelah kejadian ini, satu yang paling gampang dan dikatakan (Saya puas)," ujar Yusri.

"Makanya pelaku akan kami lakukan pemeriksaannya secara psikologi. Karena juga dasar-dasar pelaku ini, yang berhak berbicara ya psikolog," katanya.

Yusri menjelaskan NF ditanyai pertanyaan yang sama berkali-kali tapi NF tetap tenang.

"Tenang sekali dia. Jawabannya tenang dan santai. Itu berulang kali," tegas Yusri.

Hal lain yang diungkap Yusri, NF dikenal suka binatang tapi juga menyiksanya jika muncul perasaan tidak senang.

Ia mencontohkan, pernah NF menusuk-nusuk kodok hidup memakai garpu.

Tak hanya itu, dia juga melakukan ketika menemukan cicak.

"Pelaku punya bintang kesayangan, kucing peliharaan. Tapi kucing pun kalau pelaku sedang kesal, dia lempar dari lantai dua," ucap Yusri.

Baca: VIRAL Istri Selingkuh dengan Tukang Parkir, Suami di Ponorogo Hancurkan Rumah Pakai Ekskavator

Dianggap Kurang Perhatian

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait, angkat bicara soal kasus yang menjerat NF.



Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus (tengah), saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus (tengah), saat konferensi pers, di kantor Polres Metro Jakarta Pusat, Sabtu siang (7/3/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT) (Tribun Jakarta)

Arist mengatakan ada indikasi NF kurang mendapat perhatian orangtuanya.

"Itu sangat dipastikan kurangnya perhatian kepada perkembangan psikologi anak," kata Arist saat dihubungi TribunJakarta.com pada Sabtu (7/3/2020) sore.

Hal tersebut tentu menjadi bahan instropeksi diri bagi orangtua.

Peran orangtua harus lebih saat mengawasi anak-anaknya.

Begitu juga dengan peran di lingkungan sekitar.

"Itu jadi pelajaran dan momentum untuk mengintropeksi diri. Sejauh mana kita sudah mengawasi anak kita masing-masing," kata Arist.

"Bahwa menjaga dan melindungi anak itu harus dilakukan oleh masyarakat sekampung. Saling memperhatikan," sambung dia.

(Tribunnewswiki.com/Kaa)(TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci/Muhammad Rizki Hidayat)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved