TRIBUNNEWSWIKI.COM – Pemerintah Arab Saudi menangguhkan seluruh kunjungan ke negara tersebut, baik untuk umrah maupun kunjungan ke Masjid Nabawi untuk sementara waktu.
Dikutip dari Arab News, Arab Saudi juga telah menangguhkan visa turis yang akan datang dari negara-negara dengan kasus virus Corona (Covid-19) mulai Kamis (27/2/2020).
Keputusan tersebut merupakan langkah yang diambil Arab Saudi guna mencegah penyebaran virus corona yang mulai menginfeksi sejumlah negara Teluk dalam beberapa hari terakhir.
Kebijakan tersebut berdampak pada pembatalan keberangkatan 1.300 jamaah pada hari ini Kamis (27/2/2020).
Hafsah Ainun Najjah (60) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu jamaah yang gagal pergi ke Tanah Suci pada hari ini.
Dikutip dari Kompas.com, Hafsah sudah mengumpulkan uang selama tujuh tahun untuk biaya umrah.
Uang yang dia kumpulkan selama tujuh tahun itu menjadi tak tentu karena Raja Salman membuat kebijakan menutup sementara kunjungan umrah untuk jamaah asal Indonesia.
"Saya ini tujuh tahun nabung untuk umrah, dah sekarang malah ndak jadi, tapi mau gimana lagi, Allah Ta'ala yang punya takdir," katanya kepada Kompas.com di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (27/2/2020).
Baca: Kemenag Beri Tanggapan Terkait Penangguhan Visa Umrah Sementara yang Dilakukan Arab Saudi
Baca: Sudah Dinyatakan Sembuh, Seorang Wanita Jepang Kembali Dinyatakan Terinfeksi Virus Corona
Wanita paruh baya itu terus memegang keningnya.
Sesekali ia menyelonjorkan kakinya yang sudah lama ditekuk di bangku tunggu Terminal 3.
Ia bersama 223 jamaah umrah asal Lombok, Nusa Tenggara Barat harus tertunda keberangkatannya.
Hafsah lantas menceritakan perjuangannya untuk bisa membeli tiket umrah dengan rencana perjalanan selama 21 hari di Mekkah-Madinah.
Paket umrah seharga Rp 30 juta itu dia beli dari hasil jerih payah berjualan pelecing kangkung.
Dia sisihkan keuntungan berjualan yang dia dapatkan per hari.
"Kadang bisa Rp 30.000 bisa juga Rp 100.000, tergantung," kata Hafsah.
Dengan dialek khas orang Sasak, Hafsah bercerita perjuangannya tentang membeli paket umrah yang kini bisa jadi batal ia dapatkan.
Dengan nada bercanda dia juga mengatakan akan tetap bertahan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta sambil berjualan pelecing kangkung hingga keberangkatan ke Jeddah dipastikan.
"Saya mau jualan saja, di Terminal 3. Kalau saya masak, laris pasti di sini, kan di sini mahal-mahal makanannya," katanya dalam bahasa Sasak.
Tak hanya Hafsah, Saiful yang juga jamaah asal Lombok juga harus menunda mimpi untuk beribadah di Tanah Suci.
Ia mengatakan, pihak travel sudah memberikan informasi agar jamaah bisa menunggu sampai dengan besok, Jumat (27/2/2020).
"Sekarang masih dicarikan hotel untuk menginap katanya," tutur Saiful kepada Kompas.com.
Saiful mengatakan, saat ini dia dan jamaah umrah lainnya memasrahkan semua kepada pihak travel.
Apabila memang harus pulang ke Lombok, ia dan jamaah lainnya akan dengan lapang dada menerimanya.
Baca: Demi Cegah Virus Corona, Turnamen German Open 2020 Ditunda hingga Waktu yang Tak Ditentukan
438 jamaah terlanjur terbang ke Arab Saudi
PT Angkasa Pura I mencatat sebanyak dua penerbangan ibadah umrah dijadwalkan berangkat dari Bandara Internasional Juanda, Surabaya, Kamis (27/2/2020).
"Kedua penerbangan menggunakan maskapai Saudi Arabia Airline," kata Humas PT Angkasa Pura 1 Juanda, Yuristo Ardi Hanggoro.
Yuristo mengatakan, penerbangan pertama sudah terlanjur berangkat pada pukul 10.35 WIB.
Pesawat yang terlanjur berangkat itu menggunakan maskapai Saudi Arabia Airlines dengan nomor penerbangan SV 359.
Pesawat itu membawa 438 jemaah.
Sementara penerbangan kedua dibatalkan karena kebijakan Arab Saudi menghentikan sementara kedatangan umrah dari negara yang terdampak penyebaran virus corona.
Terkait hal tersebut, Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy berharap pemerintah Arab Saudi tetap mengizinkan para jamaah umrah dari Indonesia yang sudah terlanjur berangkat.
Muhadjir juga mengatakan jika pemerintah Indonesia telah berkomunikasi dengan pemerintah Arab Saudi agar tetap mengizinkan jamaah yang sudah tiba dan terlanjur terbang ke sana untuk tetap menjalankan umrah.
Upaya pemerintah RI
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menyebut, Pemerintah RI akan berupaya melakukan negosiasi dengan Arab Saudi atas keputusan melarang sementara ibadah umrah untuk jemaah asal Indonesia.
Baca: Harga Masker di Indonesia Tinggi, Menkes Justru Salahkan Orang yang Membeli: Salahmu Sendiri Beli
Baca: Kemenkes Tekankan Indonesia Tak Buru-buru Bawa Pulang WNI yang Dikarantina di Kapal Diamond Princess
Menurut Terawan, pemerintah RI akan meyakinkan Arab Saudi bahwa Indonesia sampai saat ini masih dinyatakan bersih dari penyebaran virus corona COVID-19.
"Ya namanya juga berusaha demi untuk rakyat pasti kita melakukan upaya (lobi) seperti itu. Tapi caranya juga kan halus," kata Terawan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (27/2/2020).
Terawan mengatakan, pemerintah RI menghormati keputusan Arab Saudi yang menangguhkan sementara izin visa untuk tujuan umrah, termasuk bagi jemaah asal Indonesia.
Sebab, itu adalah sepenuhnya kewenangan Arab Saudi untuk menjaga negaranya dari penyebaran virus Corona.
"Itu keputusan sebuah negara kita harus hormati lah," ujar dia.
Meski begitu, Terawan berharap Arab Saudi mau mengevaluasi lagi keputusannya tersebut.
"Tapi kan ngomong-ngomong kan enak, ya toh, negosiasi dan sebagainya. Tapi kita enggak memaksakan diri karena itu keputusan, menghargai, supaya tak jadi preseden buruk untuk kemudian hari," ujar dia.
(Tribunnewswiki.com/Ami Heppy, Kompas.com/Singgih Wiryono/Ihsanuddin)