Jika dari faktor genetik keluarga ada yang mempunyai HCM maka 50% kemungkinan anak juga mempunyainya.
5. Evaluasi dengan mata kritis
Para orang t8ua yang mempunyai anak gemar berolahraga kadang menyepelekan tanda-tanda kelelahan pada anak karena ingin anak mereka berhasil di lapangan.
Mungkin juga anak tidak tidak mengatakan jika dia tidak enak badan karena takut jika orangtuanya akan melarangnya bermain.
Amati kondisi anak apakah menunjukkan dia mudah lelah dan memerlukan sering duduk.
Hal tersebut mampu menjadi tanda hati anak bekerja terlalu keras.
6. Ambil olahraga fisik serius
Selalu pertimbangkan mengenai gejala yang dialami anak dan riwayat kesehatan keluarga.
Lisa Salberg, presiden Hypertrophic Cardiomyopathy Association (HCMA), merekomendasikan orang tua mengisi Formulir Penilaian Risiko Jantung Anak Pediatrik dan Dewasa Muda kelompoknya dan membawanya ke kantor dokter anak.
Jika Anda menjawab ya untuk setiap pertanyaan di formulir, yang mungkin lebih rinci daripada formulir sekolah biasa, Salberg merekomendasikan untuk meminta EKG.
Baca: Serangan Jantung
7. Mendidik sekolah dan tim olahraga
Saat orang pingsan sebab penyakit jantung, respons yang umum yaitu melumpuhkan syok.
Pengambilan tindakan segera dapat menyelamatkan nyawa.
CPR dini setelah henti jantung mendadak dapat meningkatkan peluang bertahan hidup sebesar 10 persen dan defibrilasi dini dengan defibrillator eksternal otomatis (AED), yang menawarkan kejutan listrik untuk memulai kembali jantung, meningkatkan peluang bertahan hidup sebesar 75 persen.
(Tribunnewswiki.com/Kaa)(Intisari/K. Tatik Wardayati)