Jika iya, segera beritahu dokter anak anda.
Kebanyakan anak pingsan karena mengalami dehidrasi atau tekanan darah rendah, tapi hal itu tidak menutup kemungkinan perihal kondisi jantung.
Gejala umum masalah jantung lainnya, sesak napas dan nyeri dada.
Jika anak kedapatan menunjukkan gejala-gejala ini, tes elektrokardiogram (EKG atau EKG) yang bertuliskan aktivitas listrik jantung harus dilakukan untuk menyingkirkan masalah jantung.
Baca: Kenali Morning Surge yang Bisa Sebabkan Serangan Jantung Pagi Hari Seperti Ashraf Sinclair
2. Periksa riwayat keluarga Anda
Kondisi jantung lain bersifat genetik.
Beritahu dokter anak mengenai hal yang tidak jelas seperti kematian jantung yang disebabkan oleh saudara kandung, kakek nenek, bibi, paman, atau sepupu di bawah usia 50 tahun.
Coba cek juga mengenai kejadian janggal lain.
Misal adanya anggota keluarga meninggal dalam kecelakaan mobil yang tidak jelas penyebabnya.
Mungkin saja dia mengalami kematian mendadak sebelum kecelakaan.
3. Minta EKG
Segera minta rujukan dokter ahli jantung untuk lakukan tes elektrokardiogram jika anak mempunyai riwayat pingsan maupun gejala lain yang mengarah ke HCM.
EKG pada mungkin sulit untuk dikenali karena ukuran jantung yang kecil.
Spesialis mampu mengenali rtanda-tanda halus masalah otot jantung yang sulit dilihat.
Menurut Vetter riwayat fisik dan medis kesehatan hanya dapat mengidentifikasi sekitar 6 persen pasien HCM, tetapi dengan EKG, jumlahnya meningkat hingga 60 persen.
Jika anak didiagnosis mempunyai HCM, anak akan dimonitor secara ketat dengan kunjungan rutin ke ahli jantung.
Jika anak terdeteksi aktivitas listrik abnormal, kemungkinan ia menjadi kandidat defibrillator internal.
Menyerupai alat pacu jantung, perangkat ini memonitor irama jantung dan mengocoknya kembali normal bila diperlukan.
4. Amati gejala dengan serius
Jika anak sering mengalami pusing, hingga pingsan dan mudah lelah setelah beraktivitas, segera konsultasikan pada dokter.