Karena akses menuju rumahnya harus melewati jalur lokasi karantina.
Baca: Kemenkes Sebut WNI yang Dikarantina di Natuna akan Jalani Screening Kesehatan Ulang
Baca: Jumlah Warga yang Tinggalkan Natuna Meningkat, Kadishub Bantah karena Takut Terkena Virus Corona
"Untuk warga Penagih kemungkinan datang, karena mereka sudah tidak terlalu khawatir,
tapi warga Ranai darat, Tanjung dan lainnya kemungkinan takut mau ke sini,
karena melewati jalur lokasi karantina 238 WNI dari Wuhan, China," pungkasnya.
Kondisi WNI yang dikarantina
Sebanyak 238 WNI dikarantina di Natuna.
Tidak hanya kesehatan fisik warga yang diobservasi yang diperhatikan.
Kesehatan lingkungan pun jadi perhatian penting Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam proses observasi dan Karantina selama 14 hari kedepan.
Sebab kesehatan lingkungan menjadi faktor penentu kesehatan seseorang.
Karena kehidupan setiap orang tidak terlepas dari lingkungan tempat dia berada.
Baca: Lokasi Karantina Jauh dari Permukiman, Dinkes Minta Siswa di Natuna Kembali Sekolah
Baca: Natuna Jadi Tempat Karantina dan Observasi WNI dari Wuhan, Sekolah Diliburkan Selama Dua Minggu
Begitupun dengan warga yang diobservasi di hangar Lanud Raden Sadjad, Ranai, Kabupaten Natuna.
Kesehatan mereka tidak hanya ditentukan dari keadaan fisik dirinya, melainkan kondisi di lingkungan tempat observasi menjadi penentu bagi kesehatan mereka.
Dikutip dari Kompas.com, saat ini ada 238 warga yang dievakuasi, 5 orang tim Kemlu, 18 orang kru Batik Air, dan 24 orang tim penjemput yang dilakukan tidak ada kenaikan suhu dan atau tanda atau gejala yang mengarah kepada infeksi virus corona.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes, dr Anung Sugihantono mengatakan pemerintah memperhatikan kesehatan lingkungan yang ada di tempat observasi.
Baca: J.B. Sumarlin
Baca: Kasus Penghinaan Risma, Laporan Belum Dicabut, Pelaku Minta Status Tahanan Kota untuk Asuh Balita
"Kesehatan lingkungan di sana harus terjamin untuk membantu orang yang ada di tempat tersebut tetap sehat," kata Anung di Mako Lanal Natuna, Kamis (6/2/2020) sore kemarin.
Pengawasan dan pengendalian lingkungan dilakukan secara rutin oleh Tim dari Kesehatan Pelabuhan dan Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Batam dan Tanjungpinang.
Pengawasan dan pengendalin tersebut berupa pemeriksaan makanan, disinfeksi meja makan dan alat makan tiga kali sehari, pengawasan kebersihan lingkungan, disinfeksi tenda dan pengawasan kualitas air, termasuk pemberian kaporit pada kolam penampungan dan tank reservoir.
Baca: Rizky Febian Akhirnya Buka Suara Soal Hasil Otopsi Lina, Sebut dari Awal Tak Tuduh Siapapun
Baca: Janda Ini Cekik Bayi yang Dilahirkannya di Kamar Mandi hingga Tewas, Malu Pacar Ogah Tanggung Jawab
(TribunnewsWiki.com/Saradita Oktaviani/Kompas.com)