Linda menjelaskan jika delusi atau waham memiliki banyak jenis.
Menurutnya, waham yang diderita oleh Totok adalah delusi grandiose atau waham kebesaran.
"Saya pertama kali baca tentang berita ini, ada orang yang mendirikan kerajaan dan mengaku dirinya sebagai raja, kalau di dunia psikologis, saya kepikiran langsung tentang waham," ujar Linda Setiawati, seperti yang dikutip dari kanal YouTube metrotvnews.
"Waham itu adalah suatu keyakinan yang tidak sesuai dengan realita yang sebenarnya terjadi, tapi diyakini dengan teguh oleh yang bersangkutan," jelas Linda.
Linda menjelaskan jika orang yang mengidap waham selalu berkeyakinan bahwa apa yang dilakukan adalah benar, dan tidak mau mengakui pembenaran orang lain.
"Jadi walaupun orang di sekitarnya bilang itu tidak benar tapi dia punya keyakinan yang teguh apa yang aku percaya ini bener," ucap Linda.
Dikatakan oleh Linda, jenis waham yang diidap oleh Totok adalah delusi grandiose atau waham kebesaran.
"Ada banyak jenis waham, kalau yang ini spesifiknya adalah waham kebesaran," lanjut Linda.
Waham kebesaran merupakan keyakinan seseorang bahwa dirinya merupakan orang yang memiliki kedudukan atau kemampuan spesial.
Meskipun pada kenyataannya orang tersebut adalah manusia yang biasa saja.
"Sesuai dengan namanya kebesaran berarti seseorang ini merasa yakin bahwa dirinya itu seseorang yang spesial, seseorang yang punya kekuatan khusus atau kepintaran khusus, contoh menjadi seorang nabi atau raja, yang pada kenyataanya tidak demikian," papar Linda.
Penyebab munculnya waham bisa dari berbagai faktor seperti genetik, lingkungan sekitar dan juga trauma di masa lalu.
"Kalau kita ngomongin soal penyebab munculnya waham, bisa beberapa faktor apakah mungkin memang secara genetik, selain faktor biologis ada juga faktor lingkungan dan trauma masa lalu," ungkapnya.
Baca: Polisi Ungkap Jumlah Rekening Totok ‘Raja Keraton Agung Sejagat’, Uang Tunai Tak Sampai Rp 20 Juta
Baca: Alasan Totok Dirikan Keraton Agung Sejagat: ‘Saya Dapat Ilham Dari Leluhur Kerajaan Majapahit’
Baca: Karena Keraton Agung Sejagat, Raja Adipati Arief: ‘Mencoreng Nama Baik Keraton’
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi, TRIBUNJATENG/Jati/Khoirul Muzaki)