Polemik Kapal China di Natuna, Wakil Ketua DPR Dorong Kemenhan untuk Perbanyak Armada

Dasco mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Sudiabto untuk memperbanyak armada TNI AL di wilayah peraran Indonesia.


zoom-inlihat foto
wakil-ketua-dpr-sufmi-dasco-ahmad.jpg
KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).(KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI)


TRIBUNNEWSWIKI.COM – Kapal China masih saja berdatangan di perairan Natuna bahkan setelah Presiden Joko Widodo berkunjung ke sana.

Menanggapi hal tersebut Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, salah satu hal yang menjadi persoalan dalam sektor pertahanan laut Indonesia adalah terbatasnya jumlah kapal TNI AL.

Hal tersebut diungkapkannya ketika ditanya terkait kapal coast guard China yang memasuki kawasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia di perairan Natuna.

Baca: Isu Korupsi Asabri Rp 10 Triliun, Dahnil: Prabowo Berusaha Tenangkan Prajurit & Pensiunan TNI

Baca: INFO BMKG - Prakiraan Cuaca Rabu 15 Januari 2020: Waspada Cuaca Ekstrem di Palembang dan Semarang

Dikutip dari Kompas.com, Dasco mendorong Menteri Pertahanan Prabowo Sudiabto untuk memperbanyak armada TNI AL di wilayah peraran Indonesia.

“Tetapi kita akan dorong Kemenhan untuk memperbanyak armada,

Karena dengan wilayah yang luas, saya pikir perlu penambahan kapal laut,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (13/1/2020).

Baca: Terungkap, Istri Hakim PN Medan Akan Menikah dengan Eksekutor Suaminya Sendiri, Akui Lelah Disakiti

Baca: KPK Umumkan Penggeledahan Kasus Wahyu Setiawan, Sudjiwo Tedjo Beri Komentar Satir: Ini Sangat Mulia

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (9/1/2020).(KOMPAS.com/TSARINA MAHARANI)

Namun Dasco menyadari, penambahan kapal TNI harus didukung dengan penambahan anggaran.

Hal itu, kata dia, harus dibicarakan dengan komisi terkait di DPR.

Kendati demikian, Dasco mendukung penambahan anggaran guna penambahan kapal.

"Kalau soal penambahan anggaran nanti harus dibicarakan dengan teman-teman di Banggar,

kalau saya pribadi berarti prinsipnya, saya dukung demi pertahanan dan kedaulatan negara kita," ujarnya.

Baca: 3 Kapal Perang Dikerahkan untuk Usir Kapal Ikan China di Perairan Natuna, TNI: Agak Sedikit Bandel

Baca: Sudah Dipantau Jokowi, Natuna Masih Didatangi Sejumlah Kapal Ikan Asing, Ada Apa?

Penangkapan Illegal Fishing di Laut Natuna(Fika Nurul Ulya)
Penangkapan Illegal Fishing di Laut Natuna(Fika Nurul Ulya) (Kompas.com/Fika Nurul Ulya)

Sebelumnya diberitakan, ratusan personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) meningkatkan patrol di wilayah perairan Natuna di Kepilauan Riau.

Hal tersebut dilakukan setelah sejumlah nelayan asin melanggar wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksdya TNI Yudo Margono menegaskan, pihaknya telah menyiapkan 18 operasi siaga tempur di wilayah tersebut.

Baca: Kapal Ikan Asing Bertambah di Natuna, TNI Lakukan Aksi Persuasif: Jika Diabaikan Bisa Diproses Hukum

Baca: Tingkatkan Pertahanan, Prabowo Sebut Akan Bangun Pangkalan Militer di Natuna

Sejak melaksanakan gelar operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu akibat dari pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal ikan asing, Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudho Margono, S.E., M.M., kembali melakukan pemantauan lewat udara wilayah perairan Laut Natuna Utara dan sekitar, Jumat (10/1/2020). Dengan menggunakan pesawat Intai Maritim Boeing 737 AI-7301 TNI AU dari Skadron 5 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar, Pangkogabwilhan I masih memantau melalui udara, sekitar 30 kapal ikan asing yang masih berada di perairan Indonesia wilayah Laut Natuna Utara.
Sejak melaksanakan gelar operasi pengamanan di wilayah Laut Natuna Utara beberapa waktu lalu akibat dari pelanggaran wilayah oleh kapal-kapal ikan asing, Panglima Komando Gabungan Wilayah I (Pangkogabwilhan I) Laksdya TNI Yudho Margono, S.E., M.M., kembali melakukan pemantauan lewat udara wilayah perairan Laut Natuna Utara dan sekitar, Jumat (10/1/2020). Dengan menggunakan pesawat Intai Maritim Boeing 737 AI-7301 TNI AU dari Skadron 5 Pangkalan Udara Sultan Hasanuddin Makassar, Pangkogabwilhan I masih memantau melalui udara, sekitar 30 kapal ikan asing yang masih berada di perairan Indonesia wilayah Laut Natuna Utara. (Tribunnews.com/PUSPEN TNI)

“Operasi ini merupakan salah satu dari 18 operasi yang akan dilaksanakan Kogabwilhan I di wilayah yang menjadi tanggung jawabnya,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Jumat (3/1/2020).

Adapun pada Senin, (13/1/2020), tiga kapal perang Republik Indonesia (KRI), yakni KRI Karel Satsuit Tubun (356), KRI Usman Harun (USH) 359, dan KRI Jhon Lie 358, telah mengusir kapal ikan asing milik China saat mencari ikan di perairan Natuna, Kepulauan Riau (Kepri).

Yudo mengatakan, pengusiran kapal China tersebut hasil operasi yang dilakukan pesawat intai maritim Boeing 737 AL-7301 milik TNI AU yang melakukan pengawasan di perairan utara Natuna dan sekitarnya.

Baca: Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL)

Baca: Polemik Natuna-China, Jokowi : Tak Ada Kapal di Teritorial, Kalau Ada Tangkap!

Kapal Asing Tertangkap Kamera Pengawas Pesawat Patroli Udara Angkatan Laut di Natuna
Kapal Asing Tertangkap Kamera Pengawas Pesawat Patroli Udara Angkatan Laut di Natuna

"Meski agak sedikit membandel, namun kapal-kapal China tersebut akhirnya mau meninggalkan perairan utara Laut Natuna hingga keluar dari ZEE Indonesia," kata Yudo, Senin (13/1/2020).

Kapal ikan milik China tersebut berhasil diusir kerika sedang menebar jaring di perairan Laut Natuna.

"Kami juga tidak mau gara-gara Kapal Ikan Asing (KIA) asal China yang melakukan pencurian ikan di Laut Natuna bagian utara dan sekitarnya, membuat hubungan pemerintah Indonesia-China terganggu," jelasnya.

Baca: Pasukan TNI di Perairan Natuna Diperkuat, Mahfud MD Tegaskan Tidak Ada Perang dengan China

Baca: Diklaim China, Rupanya Natuna Tak Hanya Kaya Sumber Daya Ikan tapi Juga Cadangan Minyak dan Gas Bumi

kapal KRI Tjiptadi-381 yang sedang melakukan patroli di utara perairan Natuna
KRI Tjiptadi-381 yang sedang melakukan patroli di utara perairan Natuna, Kepulauan Riau ditabrak 2 kapal pengawas perikanan Vietnam KN 264 dan KN 231 secara sengaja saat sedang membawa Kapal Ikan Asing (KIA) Vietnam BD 979 yang tertangkap melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia di Natuna, Sabtu (27/4/2019). (Dok. TNI AL)

Dari hasil itu terlihat ada 30 kapal ikan China bersama kapal coast guard-nya yang memasuki perairan utara Laut Natuna.

Meski demikian, Yudo menegaskan, apabila kapal China kembali maka pihaknya akan mengambil langkah tegas.

"Sesuai perintah Presiden Joko Widodo, kapal-kapal tersebut akan ditangkap dan diproses secara hukum," ujarnya.

(TribunnewsWiki.com/Saradita/Kompas.com)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved