Jutaan Kerang Hijau Muncul di Laut Karawang, Diduga Efek Tumpahan Minyak

Dampak tumpahan minyak Pertamina di Laut Jawa menyebabkan kerang hijau tumbuh dengan pesat di pantai Karawang, Jawa Barat.


zoom-inlihat foto
kerang-ijoo.jpg
facebook/Faridz Putracinema
Jutaan kerang hijau tumbuh banyak di Muara Sungai Buntu, Karawang, Jawa Barat.


Salah satu pertemuan itu menghasilkan penetapan tanggap daurat diberlakukan selama 2,5 bulan.

Baca: Deretan Perusahaan Anak Cucu Pertamina di Luar Sektor Energi: Perumahan hingga Bisnis Cuci Mobil

Baca: Hari Pertama Sebagai Komisaris Utama Pertamina, Ahok Ditodong Soal Berantas Mafia Migas

Baca: Fakta Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Rekam Jejak di Pertambangan hingga Harus Mundur dari PDIP

Petugas memasang oilboom shore line unutk menangkap tumpahan minyak yang terbawa hingga ke pantai utara Pulau Jawa.
Petugas memasang oilboom shore line unutk menangkap tumpahan minyak yang terbawa hingga ke pantai utara Pulau Jawa. (Dok. Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ))

Selain itu, Pertamina juga memberlakukan masa recovery hingga enam bulan dan melakukan perbaikan menyeluruh mulai dari dampak sosial hingga tekhnis termasuk memeriksa kualitas ikan.

"Kedua masa recovery 2-6 bulan berikutnya tergantung kecepatan."

"Yang harus di-recovery ekonomi warga, sosial dampak psikologis akan kami perhatikan, seperti di Bekasi mungkin tidak banyak warganya tapi pantainya terkena."

"Karena area yang terdampak tidak hanya garis batas Karawang tapi Bekasi," tutur kata Ridwan Kamil setelah rapat di Gedung Pakuan, Jumat (2/8/2019) petang.

Sementara itu tim Quality, Health, Safety, Security, and Environment (QHSSE) Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) memantau munculnya koloni kerang hijau di muara Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang.

“Tim QHSSE yang bekerja sama dengan IPB telah melakukan pengambilan sampel biota laut, seperti kerang, ikan dan kualitas air laut," kata VP Relations PHE Ifki Sukarya melalui keterangan melalui Kompas.com, Sabtu (14/12/2019).

Ifki mengatakan, pengambilan sampel tersebut membutuhkan proses. Namun ia memastikan hasilnya akan disampaikan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Terkait pencemaran akibat tumpahan minyak di Karawang yang diduga jadi pemicu munculnya koloni kerang hijau, Tim QHSSE PHE ONWJ bakal melaksanakan program pemulihan lingkungan.

Pemulihan berlangsung sesuai Permen LH 101 Tahun 2018 tentang Pedoman Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

Baca: PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral)

Baca: Marwan Batubara Sebut Ahok Kotor Tidak Qualified Jadi Komut Pertamina, Ali Ngabalin Tak Terima

Saat ini PHE ONWJ telah mengajukan Rencana Pemulihan Fungsi Lingkungan Hidup (RPFLH) ke KLHK.

“Untuk menjalankan program-program yang kami laksanakan, maka sesuai prosedur yang berlaku kami mengajukan persetujuan ke KLHK,” katanya.

Koloni kerang muncul di Muara Sungai Buntu, Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes, Kabupaten Karawang.

Kemunculan itu menggegerkan warga, bahkan viral di media sosial.

Koalisi Masyarakat Sipil Karawang (KMSK) turut menyoroti viralnya kemunculan kerang hijau tersebut.

Mereka melaporkan kemunculan kerang tersebut ke KKP, KLHK, dan Pertamina Hulu Energi. Mereka khawatir kemunculan itu merupakan dampak dari tumpahan minyak.

Koordinator KMSK, Yuda Febrian Silitonga menyebutkan, Kerang hijau merupakan moluska yang makan dengan cara menyaring makanan yang terlarut dalam perairan.

Sehingga, kerang hijau kerap digunakan untuk menstabilkan kualitas air.

Menurut Yuda, semakin banyak pencemar seperti tumpahan minyak, maka kerang hijau semakin invasif.

Meski kerang hijau memang memiliki habitat di Perairan Karawang, KMSK meminta KKP, KLHK dan PHE menyikapi serius persoalan tersebut.

Yuda berharap laporannya tidak dipandang sebelah mata.

“Kemungkinan dari bahaya mengonsumsi kerang hijau dari perairan yang tercemar tumpahan minyak adalah kanker," kata Yuda Febrian. 

(Tribunnewswiki.com/Kompas.com/Haris/Farida Farhan)





BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved