TRIBUNNEWSWIKI.COM - Grace Millane, seorang gadis 21 tahun meninggal secara tragis karena dicekik saat berhubungan seks dengan pasangan kencan yang ia kenal lewat Tinder.
Dikatakan pengacara tersangka bahwa gadis asal Inggris ini yang meminta pasangannya untuk mencekiknya lebih kuat saat mereka melakukan hubungan seks.
Hal ini dituturkan oleh Ian Brookie pengacara tersangka di hadapan hakim di Pengadilan Tinggi Auckland Selandia Baru, saat membela si pembunuh Grace Millane.
Pengacara Ian Brookie mengatakan, "terdakwa hanyalah seorang pemuda yang siap melakukan apa pun yang diinginkan pasangan seksualnya di kamar."
Brookie mengatakan bahwa sangat jelas Grace Millane suka dicekik saat berhubungan badan.
Baca: Dokter Pukuli Wajah Kekasihnya hingga Remuk, karena Korban Menolak Berhubungan Badan
"Terdakwa tidak menganggap (pencekikan ini) sebagai tindakan berbahaya," kata Brookie membela kliennya, seperti dilansir oleh Mirror.co.uk, Kamis (21/11/2019).
Sebagai informasi, Grace Millane merupakan backpacker dari Wickford, Essex, Inggris yang tengah melakukan perjalanan ke Selandia Baru saat peristiwa tragis tersebut terjadi.
Tersangka yang berusia 27 tahun ini mengklaim kepada polisi bahwa Grace Millane mengatakan kepadanya bahwa korban belajar teknik BDSM dengan mantannya.
Tersangka juga mengklaim dirinya tidak tahu ia melakukannya benar atau salah.
“Itu adalah bagian dari tindakan seksual yang mereka lakukan dan itu menyenangkan. Dia tidak cukup berpengalaman untuk benar-benar tahu bagaimana melakukannya dengan benar dan apa bahayanya sebenarnya," kata Brookie.
Baca: Cuplikan Pertama Film Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2, Lanjutan Teror Kejam Iblis, Tayang 2020
“Mereka berada dalam panasnya momen bersama, penilaian dan persepsi mereka terpengaruh oleh alkohol. Mereka hanya fokus berhubungan seks," tambahnya.
“Apa yang mereka lakukan, saling menekan leher masing-masing, hanyalah bagian dari gaya berhubungan seks untuk beberapa orang," bela sang pengacara.
“Mereka tidak menganggapnya sebagai tindakan berbahaya."
"Dia (korban) mendorongnya untuk melakukan ini dan ingin lebih kuat lagi (cekikannya) karena ini yang dia sukai." tutur Brookie.
Menurut sang pengacara tindakan itu mereka lakukan untuk meningkatkan kenikmatan seksualnya
Tetapi kurangnya pengalaman mereka, ditambah dengan pengaruh alkohol, keselamatan bukanlah prioritas mereka, kata Brookie.
Pengacara tersebut mengatakan tersangka mencapai orgasme dan ke kamar mandi setelahnya.
"Dia tidak pernah menganggap bahwa Millane mungkin dalam kesulitan. ” katanya.
Millane terakhir kali terlihat pada 1 Desember 2018 malam, menjelang ulang tahunnya yang ke-22.
Saat itu ia memasuki Hotel CityLife Auckland dengan terdakwa.