Kisah Narapidana ISIS Asal Australia: Mengaku Direkrut dalam Acara Amal & Diizinkan Tentara Turki

Seorang narapidana ISIS asal Australia Jamil Ahmad Shqeir mengaku direkrut dalam acara amal untuk bergabung menjadi kombatan ISIS di Suriah


zoom-inlihat foto
jamil-ahmad-shqeir.jpg
North Press Agency
Narapidana anggota ISIS asal Australia, Jamil Ahmad Shqeir


"Para tentara Turki menggeledah barang-barang kami. Mereka bilang, jika kami ingin menentang Bashar al Assad, silakan saja," ujar Jamil.

Ketika pemimpin ISIS mengetahui bahwa dirinya dapat berbicara berbahasa Inggris, Jamil mengaku ditugaskan untuk melatih para kombatan asing.

Namun demikian, Jamil mengatakan tidak pernah melihat langsung pemimpin ISIS.

Berkomentar terkait penindasan suku Yazidi, Jamil mengaku tidak tahu adanya pemerkosaan terhadap kaum wanita dari suku Yazidi.

"Saya jauh dari komunitas itu dan sama sekali tak terlibat memperjual-belikan orang Yazidi. Saya tidak tahu dan belum pernah membeli wanita Yazidi," kata Jamil.

Selain itu, Jamil juga sama sekali tidak meminta untuk dipulangkan ke Australia dan menjalani hukuman di sana.

"Saya tidak mengerti soal hukuman di Australia. Tapi meminta pulang itu sesuatu yang memalukan bagi saya," katanya.

Kisah Hayfa Adi yang Diculik ISIS dan Diperdagangkan

Hayfa Adi menceritakan kesaksiannya saat diculik oleh kelompok Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS)

Selama lebih dari dua tahun ia dipukuli, diperkosa, dan diperdagangkan di antara sesama militan ISIS.

Hayfa Adi dan keluarganya adalah bagian dari komunitas Yazidi di Australia yang berhasil kabur dari kamp ISIS di Suriah.

Laporannya kepada ABC News Australia, Selasa, (10/9/2019), Hayfa menceritakan pengalamannya saat ditangkap dan menjadi budak perdagangan manusia di Irak dan Suriah.

"Mereka membeli kami seolah-olah kami adalah domba. Persis seperti domba," ungkap Hayfa.

Hayfa menuturkan bahwa ia dan perempuan Yazidi lainnya ditangkap, sementara para suaminya dibawa ke suatu tempat.

Saat dibawa ke suatu bangunan kosong, mereka menyuruh Hayfa dan suaminya beserta para komunitas Yazidi untuk masuk Islam

"Mereka menyuruh kami untuk masuk Agama Islam. Tidak ada yang mau masuk Islam. Setelah itu mereka membawa para pria (termasuk suaminya). Kami tak tahu ke mana mereka membawanya", ungkap Hayfa

Lebih jauh lagi, Hayfa Adi menceritakan bagaimana ia berhasil selamat dan kemudian membangun kembali kehidupan keluarganya di daerah Queensland Tenggara, Australia.

Kendati demikian, ia masih mencari tahu keberadaan dan kabar suaminya, Ghazi Lalo.

Ketika suaminya diculik, anak mereka yang pertama masih balita.

"Dia ingat ayahnya dan terus bertanya, 'Bu, kapan ayah kembali?'," tutur Hayfa.





Halaman
1234
BERITATERKAIT
Ikuti kami di
KOMENTAR

ARTIKEL TERKINI

Artikel POPULER

© 2025 tribunnnewswiki.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved