TRIBUNNEWSWIKI.COM - Viral video pria bertato menangis setelah ditangkap oleh intel TNI dan polisi di semak-semak di perbukitan di Gorontalo.
Pria tersebut adalah Rinto Sabua, pelaku pengeroyokan Personel Raider Yonif 715 R/MTL TNI Gorontalo.
Bos preman penguasa kawasan THM Tiara Queen Gorontaloini menganiaya personel TNI bersama dengan 11 temannya.
Kejadian ini bermula saat Rinto diringkus tim gabungan TNI-Polri saat melarikan diri diseputaran pegunungan Kelurahan Tenda, Kecamatan Hulontalangi, Kota Gorontalo pada Selasa (2/2/2021).
Dalam sebuah video penangkapan Rinto Sabua ini memperlihatkan anggota TNI-Polri berpakaian bebas menyusuri semak-semak yang cukup lebat.
Bos preman penguasa kawasan THM Tiara Queen Gorontaloini ini ditangkap saat korban pengeroyokannya masih kritis di RS.
Ternyata Rinto adalah otak pelaku pengeroyok anggota TNI Pratu MIR di Gorontalo.
Saat ditangkap oleh petugas Rinto menangis meminta ampun dan tobat.
Pria gempal ini ditangkap petugas saat bersembunyi di semak-semak.
Rinto Sabua menangis dan ketakutan serta meminta agar dirinya tak dipukuli.
“Hei, Rinto!” hardik aparat dalam video tersebut.
Bos preman ini menangis semakin keras dan memohon-mohon untuk diampuni.
Baca: Viral Rekaman CCTV Pengeroyokan Anggota TNI oleh Bos Preman dan 11 Temannya, Pelaku Diburu Intel
Baca: Polisi yang Lerai Aksi Pengeroyokan oleh Anggota Moge Tak Tahu 2 Korban Adalah Anggota TNI
Penangkapan Rinto Sabua ini melibatkan Polres Gorontalo Kota, Tim Intelrem 133/NW, dan Intel Yonif 715 R/MTL.
Sebelumnya telah diberitakan, sebuah rekaman video pengeroyokan TNI Gorontalo oleh bos preman dan 11 orang temannya beredar di internet.
Kasus pengeroyokan ini terjadi pukul 04.15 Wita.
Tepatnya terjadi dari tempat hiburan malam, Quen Tiara Club Jl Prof Dr Aloe Saboe, Wongkaditi, Kota Utara, Kota Gorontalo pada Senin (1/2/2021) dini hari.
Penganiayaan yang menimpa anggota raider TNI ini ternyata terekam CCTV.
Korban adalah seorang anggota TNI yang bertugas di Yonif 715 R/MTL, Pratu Miftahul Ikhsan Rambe, harus menjalani perawatan di rumah sakit karena pengeroyokan oleh 12 orang tersebut.
Brigjen TNI Bagus Antonov Hardito selaku Komdan Korem (Danrem) 133/Nani Wartabone (NWB) mengungkapkan pelaku yang belum tertangkap akan diberi kesempatan untuk melaporkan diri ke polisi.
“Tadi kami sudah bersepakat memberikan kesempatan kepada mereka untuk segera melaporkan sajalah daripada dicari juga enggak enak di sana, enggak enak di sini. Supaya juga masalahnya bisa selesai,” kata Bagus.