Kristo mengaku sangat terinspirasi oleh kemampuan teknologi ini dalam menghidupkan karakter-karakter digital yang terasa nyata.
"Salah satu cita-citaku adalah bikin film dengan motion capture. Teknologi ini keren banget dan bisa membawa cerita film ke level yang lebih tinggi," katanya.
Kristo tidak hanya aktif di film dan konten digital, tetapi juga pernah menekuni dunia teater.
Ia pernah tampil dalam beberapa pementasan teater di Jakarta.
"Teater itu punya tantangan tersendiri. Berbeda dengan film, di teater nggak ada 'cut', jadi kamu harus siap mental dan fisik," jelasnya.
Pengalaman ini membantunya memahami karakter lebih dalam dan memperbaiki kemampuan aktingnya secara keseluruhan.
Kristo nggak pilih-pilih soal genre film.
Dari komedi hingga horor, semuanya bisa dinikmati.
Beberapa film favoritnya adalah What We Do in the Shadows dan Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas.
"Aku suka banget film yang bisa menghibur tapi juga punya makna mendalam. Setiap genre punya kekuatannya sendiri," katanya.
Keberagaman genre film menjadi salah satu hal yang membuat Kristo semakin jatuh cinta pada dunia sinema.
Kristo merasa bangga bisa terlibat dalam Jakarta Film Week 2024 sebagai Festival Ambassador.
Baginya, festival ini adalah kesempatan luar biasa untuk memperkenalkan dunia sinema kepada lebih banyak orang.
"Aku pengen teman-teman yang belum familiar dengan festival film jadi lebih kenal dan nonton bareng di Jakarta Film Week," tutur Kristo.
Ia berharap festival ini bisa menjadi ajang untuk menambah wawasan sinema dan memperkaya referensi kreatif publik.
Jakarta Film Week 2024 akan berlangsung pada 23 hingga 27 Oktober 2024 di beberapa lokasi utama Jakarta, seperti CGV Grand Indonesia, Taman Ismail Marzuki dan Mercure Jakarta Cikini.
Siapkan dirimu untuk menikmati pengalaman sinema dari berbagai negara yang nggak boleh dilewatkan! Info selengkapnya mengenai program dan acara ini, dapat diakses melalui media sosial @jakartafilmweek dan website www.jakartafilmweek.com.