Viral Siswa SMP Meninggal Usai Dihukum 100 Kali Squat Jump, Paha Bengkak hingga Muncul Lebam Biru

Penulis: Ika Wahyuningsih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Viral Siswa SMP Meninggal Usai Dihukum 100 Kali Squat Jump, Paha Bengkak hingga Muncul Lebam Biru

"Rabu anak saya ngedrop, saya bawa ke klinik lagi. Rupanya klinik merujuk ke RS Sembiring, Delitua. Hari kamis pagi setengah 7 kurang anak saya sudah tidak ada lagi, meninggal dunia,"ujarnya dengan tangisan.

Terkait hal ini, Kepala Sekolah SMP Negeri I STM Hilir, Suratman saat dikonfirmasi Tribun Medan melalui telepon belum merespon.

Bagiamana Sosok Selli Winda Hutapea?

Informasi yang dihimpun, Selli Winda memiliki akun media sosial Facebook.

Terpantau dari akun media sosial Facebooknya @SelliWinda, ia lulusan Sekolah Tinggi Teologia Real Batam tahun 2022.

Selli Winda Hutapea anak tunggal perempuan dari 5 bersaudara.

Selli Winda juga masih gadis yang belum memiliki pasangan hidup alias suami.

Hal itu terlihat dari foto yang diunggah di akun Facebooknya.

"Orangtua sudah mulai resah ketika anak cewek satu2nya terlalu asyik dengan kesendiriannya,"tulisnya dalam keterangan foto.

Kini, setelah ramai pemberitaan tentang kematian Rindu Sinaga, akun Facebook Selli Winda mendadak menghilang setelah dicek Tribun Medan, Sabtu (28/9/2024). 

Baca: Borok Dokter Spesialis Bedah Prathita Amanda Dikuliti usai Diduga Jadi Pelaku Bully Aulia Risma

Ibu Korban Sempat Datangi Polsek untuk Bikin Pengaduan, Tetapi....

Yuliana Padang, ibu dari Rindu Sinaga (14), mengaku sempat mendatangi kantor Polisi.

Ia mendatangi Polsek Talun Kenas, dibawah naungan Polresta Deliserdang, beberapa jam setelah anaknya dinyatakan tewas, untuk melaporkan guru mata pelajaran agama Kristen bernama Seli Winda Hutapea.

Tapi sayangnya laporan itu gagal dibuat, karena sebelum membuat laporan resmi, dia mendapat penjelasan dari pihak Polsek kalau dirinya membuat laporan, maka jenazah anaknya akan diautopsi.

Personel Polisi itu juga menjelaskan kalau proses autopsi akan membedah jenazah dari kepala sampai kaki, lalu mengambil bagian tubuh untuk dijadikan sampel.

Mendengar penjelasan inilah membuat Yuliana mundur untuk membuat laporan.

Alhasil, Yuliana mengaku malah disuruh menandatangani surat pernyataan kalau dirinya tidak bersedia jasad anaknya diautopsi. "Polisi itu menjelaskan, ini bagian kepala dikoyak, organ tubuh dikeluarkan, diambil sikit-sikit dikumpul untuk bahan sampel. Jadi saya merasa takutlah karena anak saya sudah meninggal dan tak bernyawa lagi malah mau digituin. Terakhir saya gak terimalah, saya mundur,"kata Yuliana, Sabtu (28/9/2024).

Yuliana menjelaskan, dirinya tidak memahami sekali bagaimana langkah hukum yang harus ia lakukan terkait kematian anak pertamanya itu.

Pernyataan tidak bersedia jasad anaknya di autopsi itu pun dia tandatangani dengan berat hati, karena ketidaktahuannya.

Tapi kata Yuliana, dia tetap mau kematian anaknya diproses secara pidana, yakni melaporkan Seli Winda Hutapea, guru Agama Kristen yang diduga sempat menghukum anaknya dengan cara squat jump sebanyak 100 kali.

Halaman
123


Penulis: Ika Wahyuningsih
BERITA TERKAIT

Berita Populer