Beberapa faktor yang memengaruhi efek kecubung pada tubuh adalah:
1. Konsentrasi Alkaloid: Kandungan alkaloid tropane dalam kecubung bervariasi tergantung pada jenis tanaman, bagian yang dikonsumsi, dan kondisi pertumbuhan. Biji biasanya memiliki konsentrasi lebih tinggi.
2. Metode Konsumsi: Konsumsi kecubung dalam bentuk mentah, teh, atau dirokok akan memberikan kecepatan dan intensitas efek yang berbeda. Efek biasanya dirasakan dalam waktu 30 menit hingga beberapa jam setelah konsumsi.
3. Kondisi Pengguna: Orang dengan kondisi kesehatan tertentu atau yang sedang mengonsumsi obat lain mungkin merasakan efek lebih cepat atau lebih parah.
Dosis kecil kecubung bisa menyebabkan efek samping serius.
1. Dosis Rendah hingga Sedang: Mengonsumsi beberapa biji kecubung (misalnya 1-3 biji) atau sejumlah kecil daun atau bunga bisa mulai menunjukkan efek dalam 30-60 menit, dengan puncak efek terjadi dalam 2-3 jam.
2. Dosis Tinggi: Mengonsumsi lebih banyak biji atau sejumlah besar bagian tanaman lainnya dapat menyebabkan efek lebih cepat dan lebih parah, sering kali dalam waktu kurang dari satu jam, dengan risiko tinggi efek samping berbahaya.
Efek dari konsumsi kecubung dapat berlangsung selama 24-48 jam, tergantung pada dosis dan sensitivitas individu.
Dalam kasus keracunan berat, efek dapat berlangsung lebih lama dan memerlukan perawatan medis intensif.
Gejala awal yang akan muncul setelah mengonsumsi kecubung, seperti mulut kering, pupil melebar, peningkatan denyut jantung, dan halusinasi.
Mabuk kecubung menewaskan dua orang di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kedua korban diketahui mencampur kecubung dengan alkohol dan obat-obatan.
Meskipun sempat dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, nyawa keduanya tidak tertolong.
"Pasien laki-laki meninggal dunia pada Jumat tanggal 5 Juli 2024 dan yang wanita pada Selasa pagi tanggal 9 Juli 2024," kata Direktur RSJ Sambang Lihum, Yuddy Riswandhy.
Yuddy menjelaskan bahwa fenomena mabuk kecubung di Banjarmasin merupakan masalah serius.
Saat ini, RSJ Sambang Lihum merawat 35 pasien yang diduga mengonsumsi kecubung. Pasien-pasien tersebut mengalami gangguan mental dengan kondisi bervariasi dari ringan hingga akut.
Namun, rata-rata kondisi pasien masih belum bisa diajak berkomunikasi secara normal.
"Penjelasan mereka masih bisa berubah-ubah karena masih ada efek halusinasinya," ujarnya.
Kepala Kepolisian Resort Kota Banjarmasin, Kombes Cuncun Kurniadi, mengimbau masyarakat untuk tidak mengonsumsi kecubung karena dapat menyebabkan gangguan mental sementara atau permanen.