"Pembagian yang salah ini harus diperbaiki. Ke depan, setiap tenda harus memiliki ukuran per orang yang standar per nama, seperti di hotel," tambahnya dalam siaran persnya, Senin.
Baca: Mengenal Haji Isep Asal Jampangkulon, Sudah 28 Kali Nikah, Alasannya Tolong Wanita Tersakiti
Gus Muhaimin menyoroti rasio kamar mandi yang tidak imbang.
Kondisi ini menyebabkan jemaah harus mengantri hingga dua jam, bahkan ada yang pingsan.
"Rasio kamar mandi harus dihitung ulang. Kebersihan juga tidak terjaga. Mengapa untuk wudhu harus menggunakan wastafel? Seharusnya wudhu biasa saja," kata Gus Muhaimin.
"Ini semua soal biaya, baik biaya yang dikeluarkan oleh jemaah maupun oleh negara. Harus ada negosiasi ulang dan penataan ulang agar para jemaah nyaman, padahal hanya dua hari," kata Gus Muhaimin.
Dalam sidak ini, Gus Muhaiminmenemukan bahwa fasilitas ramah lansia dan difabel masih belum memadai.
Dirinya menyatakan, untuk kamar mandi difabel memang sudah ada, tetapi jumlahnya sangat sedikit dan tidak sebanding dengan rasio jemaah lansia dan difabel.
"Ramah lansia jangan hanya kampanye, tapi harus betul-betul diterapkan. Rasio kamar mandi harus dihitung berdasarkan jumlah lansia dan difabel yang harus difasilitasi, dan yang paling penting, keran-keran wudhu tersendiri harus disediakan," tegasnya.
Gus Muhaimin menekankanperencanaan kebutuhan jemaah haji yang matang sejak awal.
Yakni, tidak boleh ada keterdesakan atau dadakan.
"Ledakan jumlah jemaah harus diantisipasi dengan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Negara kita kuat, pemerintah kita besar. Masa menangani hal seperti ini saja tidak bisa? Harus bisa," ujarnya.
Gus Muhaiminmenekankan pentingnya pemerintah dalam mengambil peran dominan dalam menentukan fasilitas jemaah.
Oleh karena itu, setiap rapat dengan Kementerian Agama, DPR selalu meminta agar pemerintah tidak didikte oleh perusahaan.
"Pemerintah harus mendikte, sehingga kita bisa memilih tempat yang layak karena jumlah kita besar dan posisi kita kuat," ujarnya.
Sebagai kesimpulan, Gus Muhaimin menyerukanrevolusi dalam penyelenggaraan haji sehingga kondisi yang memprihatinkan ini tidak terulang lagi.
"Revolusi penanganan haji dimulai dari sini, kita akan benahi total," tegasnya.
Dirinya berharap pemerintah nantinya melihat fakta ini dan tidak mendiamkan serta mengulang masalah yang sama setiap tahunnya.
Dalam sidak ini, Gus Muhaimin berharap temuanini dapat segera ditindaklanjuti oleh pihak-pihak terkait.
Dengan begitu untuk meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan jemaah haji Indonesia di masa mendatang.