Kemudian, bus itu menabrak mobil Daihatsu Feroza D 1455 VCD serta sejumlah motor di lokasi kejadian.
"Saat melaju pada jalan yang menurun, oleng ke kanan menabrak kendaraan Feroza dari arah berlawanan. Kemudian terguling miring ke kiri, posisi ban kiri di atas dan terselusur sehingga menabrak tiga kendaraan jenis R2 yang terparkir di bahu jalan," kata Jules Abraham dalam keterangannya.
Bus tersebut baru berhenti setelah menabrak tiang di bahu jalan dari arah Subang menuju Bandung.
Ada 11 korban jiwa dalam insiden ini.
Sembilan pelajar, seorang guru hingga seorang pengendara motor termasuk korban di dalamnya.
"Iya jadi informasinya sembilan pelajar, satu guru, terus satu lagi pengendara motor asal Cibogo, Subang," ujar Kadinkes Subang dr. Maxi, Minggu (12/5/2024).
Para korban luka dan meninggal langsung dibawa ambulance ke RSUD Ciereng Subang. Korban luka juga ada yang dirawat di Puskesmas Palasari Ciater dan Puskesmas Jalancagak.
Total ada 64 korban kecelakaan. 11 orang meninggal dan 53 orang lainnya mengalami luka.
Sopir bus mengalami luka berat dan masih dalam perawatan medis.
Baca: 4 Fakta Kecelakaan Maut Bus SMK Lingga Kencana, Teriakan Allahu Akbar hingga Larangan Study Tour
Sementara itu, menurut kesaksian korban selamat kecelakaan maut bus rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok mengungkapkan awal mula peristiwa kecelakaan maut bus di Ciater, Subang, pada Sabtu (11/5/2024) malam itu.
Fahmi Fahruruzi, seorang korban selamat menyebut bus yang ditumpanginya sempat diperbaiki karena alami kebocoran oli.
Fahmi Fahruruzi menuturkan ketika bus melaju ke daerah Subang bus tiba-tiba seperti alami rem blong hingga terguling.
“Ada turunan, di situ tuh udah kayak nggak ada rem. Nggak ada rem, nggak ada rem, blong, sudah semua anak-anak teriak, ya istigfar, Allahu akbar nggak lama jatuh terguling ke kanan,” kata Fahmi Fahruruzi, dilansir Kompas.
Baca berita terkait di sini