Diberitakan Kompas.com, Jumat (20/10/2023), komet bernama 12P/Pons-Brooks ini meledak pada 5 Oktober 2023.
12P/Pons-Brooks merupakan komet kriovolkano dengan diameter atau ukuran inti komet sekitar 30 kilometer.
Baca: K2, Komet Paling Terang dalam Sistem Tata Surya Kita, Mendekati Bumi Hari Ini
Sebagai perbandingan, puncak tertinggi di permukaan Bumi, Gunung Everest, memiliki tinggi sekitar 8,8 kilometer. Oleh karenanya, komet ini disebut berukuran lebih dari tiga kali Gunung Everest.
Lantas, apa dampaknya bagi Bumi?
Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo menjelaskan, 12P/Pons-Brooks adalah komet periodik yang mengelilingi Matahari secara teratur dalam periode 71 tahun.
"Layaknya komet-komet periodik pada umumnya, orbit komet Pons–Brooks sangat lonjong," ujar Marufin, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (22/10/2023).
Orbit komet ini membentang dari kawasan orbit Venus untuk perihelion atau titik terdekat dengan Matahari, serta lebih jauh dari orbit Neptunus untuk titik terjauh atau aphelion.
Komet 12P/Pons-Brooks sendiri diprediksi akan mencapai perihelionnya pada 21 April 2024 mendatang.
Bukan menuju Bumi, Marufin mengoreksi bahwa komet ini hanya akan melintas di dekat planet tempat manusia hidup.
Untuk itu, secara umum, tidak akan ada dampak negatif dari melintasnya komet 12P/Pons-Brooks.
"Sementara posisi terdekat ke Bumi akan dicapai pada 2 Juni 2024, (dengan jarak) 232 juta kilometer," terangnya.
Di Indonesia, komet ini akan tampak di langit barat setelah Matahari terbenam pada 2 Juni 2024 dengan ketinggian sekitar 10 derajat.
"Namun redup dengan magnitudo +7. Hanya bisa disaksikan dengan teleskop kecil," kata Marufin.
Dia menambahkan, komet Pons-Brooks merupakan bagian keluarga komet tipe Halley, yakni kelompok komet dengan dinamika orbit yang dikendalikan gravitasi Jupiter dan Saturnus.
Kendati demikian, penyelidikan menunjukkan bahwa gangguan pada dua planet raksasa itu tidaklah berdampak signifikan untuk mengubah orbit Pons–Brooks.
Marufin memaparkan, pada 21 Juli 2023, komet Pons–Brooks tiba-tiba terlihat lebih cemerlang. Namun, makin lama, ketampakannya perlahan kembali meredup seperti biasanya.
Inti komet yang berhasil diabadikan astronom Shinichi Watanabe dari Jepang mulai 21-28 Juli 2023 pun memperlihatkan aktivitas semburan masif berbentuk mirip ladam atau tapal kuda.