PBB kemudian meminta Israel untuk mencabut ultimatumnya. Akan tetapi, PBB menyebut sudah ada puluhan ribu warga yang meninggalkan Gaza utara.
Di pihak lain, Hamas meminta warga Palestina untuk mengabaikan ultimatum Israel. Hamas menyebut perintah Israel itu sebagai "perang psikologis".
Menurut Hamas ultimatum tersebut bertujuan untuk mengganggu solidaritas warga Palestina. Namun, tidak ada tanda bahwa Hamas melarang evakuasi itu.
Sejumlah warga Palestina menganggap bertahan di Gaza utara ataupun pindah ke selatan sama saja karena tidak ada tempat aman untuk bersembunyai. Di samping itu, tenaga medis mengaku tidak bisa meninggalkan para pasien.
Baca: Turuti Perintah Evakuasi dari Militer Israel, 70 Warga Palestina Justru Tewas Kena Serangan
Baca: Serangan Israel di Lebanon Selatan Bunuh Jurnalis, Zionis Disebut Bungkam Media
Juru bicara Israel, Jonathan Conricus, menyebut militer Israel akan berusaha untuk tidak membahayakan warga sipil. Dia menyebut warga sipil akan diizinkan kembali ke rumah setelah perang usai.
Israel kerap menuding Hamas menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng. Oleh karena itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Israel ingin memisahkan militan Hamas dari warga sipil.
"Jadi, yang ingin menyelamatkan diri, tolong pindah ke selatan," kata Gallant saat konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin dikutip dari Associated Press.
Baca berita lain tentang perang Hamas-Israel di sini.