"Kami juga sudah punya planning buat RK (Ridwan Kamil). Kami waktu itu sudah memutuskan untuk mendorong RK menjadi cagub. Nanti tinggal pilih dua, antara di Jabar lagi atau di DKI Jakarta," kata Ahmad di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, dikutip dari Kompas.com.
Baca: Ridwan Kamil Bertemu Prabowo, PDIP Santai: Habis Ketemu Megawati, Dia Lari ke Prabowo
Ahmad mengatakan keputusan tentang pilpres tahun depan adalah kewenangan Airlangga.
Kemudian, Ahmad berkata bahwa pihaknya masih menjunjung komitmen untuk mengusulkan Airlangga sebagai pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Keputusan untuk mendukung Airlangga maju dalam Pilpres 2024 adalah hasil musyawarah nasional (munas), rapat pimpinan nasional (rapimnas), dan rapat kerja nasional (rakernas) partai.
"Belum ada (mengusulkan Ridwan Kamil menjadi cawapres Prabowo), sampai sekarang kami masih putuskan Pak Airlangga Hartarto," kata dia.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Malchias Markus Mekeng menyarankan partainya untuk keluar dari koalisi Prabowo apabila kader Golkar tidak ditunjuk sebagai cawapres pendamping Prabowo.
Di sisi lain, Ridwan Kamil yang menjadi kader Golkar kini diwacanakan menjadi cawapres Ganjar atau Prabowo. Menurut Mekeng, diliriknya Ridwan Kamil seharusnya disambut baik oleh Golkar.
"Ridwan Kamil sebagai kader Golkar yang dilirik juga harusnya Golkar senang, dong, artinya tidak kosong, dan tidak memaksakan diri," kata Mekeng kepada wartawan, Kamis, (12/9/2023).
Mekeng mengatakan Golkar masih mematuhi hasil munas yang mendorong Airlangga menjadi cawapres. Akan tetapi, keputusan itu masih bisa berubah tergantung pada Airlangga.
"Ya itu tetap didorong (hasil munas) tapi itu semua putusan akhirnya pada si capres itu. Capres itu tidak mengalir, kan, tentunya Golkar harus berpikir kenapa, ya, harus Airlangga?" tanya Mekeng.
Baca: Golkar Wacanakan Ridwan Kamil Jadi Cagub, PDIP Ngotot Masukkan Dia dalam Bursa Cawapres Ganjar
Dia meminta Airlangga mencontoh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang tidak memaksakan putrinya, Puan Maharani, maju dalam pilpres.
Partai berlambang banteng itu lebih memilih kadernya, Ganjar, maju menjadi capres.
"Kita lihatlah kaya di PDIP, Bu Mega, Puan kan tidak memaksakan diri, kalau dipaksakan juga bisa, bisa Bu Mega pasangkan harus Puan capres kan bisa, tapi kalau kita lihat sebagai realitas politik, ya sama juga saya harap Golkar juga demikian, harus realitas," katanya.
"Jadi, kalau misalnya memang mengambil Airlangga, tentunya Golkar harus realistis, masih ada kader yang bisa direpresentasikan ini. Semua harus pakai rasional, enggak pakai hati, enggak baper."
Mekeng ingin Golkar tidak sekadar menjadi penonton dalam Pilpres 2024. Menurutnya, kader Golkar harus bisa menjadi bacapres ataupun bacawapres.
"Saya yang penting Golkar masuk di dalam kontestasi ini, jangan jadi penonton mulu."
Baca: Golkar Bantah Usulkan Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar, Ada Rencana Lain untuk Dia
Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.