Sebut Ridwan Kamil Lebih Cocok Jadi Cawapres Ganjar, Pengamat Yakin Golkar Pasti Merestui

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal capres yang diusung PDIP, Ganjar Pranowo (kiri), dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pengamat politik Agung Baskoro menilai mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil lebih cocok menjadi bakal cawapres Ganjar Pranowo daripada Prabowo Subianto.

Agung juga menganggap Ridwan Kamil memiliki peluang besar menjadi cawapres lantaran memiliki elektabilitas yang tinggi.

"Peluang RK (Ridwan Kamil) maju sebagai cawapres mengemuka karena secara elektoral memiliki elektabilitas sebagai cawapres," kata Agung yang menjabat sebagai Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Jumat, (15/9/2023), dikutip dari Kompas.com.

Menurut Agung irisan massa Ridwan Kamil dan Prabowo mempunyai kemiripan, yaitu sama-sama kompetitif di tiga provinsi: Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

Di sisi lain, Ganjar yang diusung PDIP bisa dibilang lemah di ketiga wilayah itu. Oleh sebab itu, Agung mengatakan Ganjar membutuhkan sosok seperti Ridwan Kamil guna menambal kelemahannya.

"Sehingga PDI-P yang mengusung Ganjar sebagai capres memberikan tempat bagi Ridwan Kamil sebagai salah satu cawapres yang dijagokan," ujarnya.

Baca: Ketum Golkar Airlangga Ungkap Alasannya Tak Setuju Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pura Mangkunegaran, Surakarta, Jawa Tengah, Jumat (28/10/2022). (KOMPAS.COM/Humas Pemkot Solo)

Di samping itu, Agung menyampaikan bahwa pria yang kerap disapa Kang Emil itu mempunyai kekuatan di media sosial. Kata Agung, Ridwan Kamil mempunyai keunikan dibandingkan dengan bakal capres dan cawapres lainnya.

Berdasarkan hal itu, Agung menduga Partai Golkar yang menaungi Ridwan Kamil bisa saja memberikan "privilese politik" kepadanya.

Pengamat politik itu menyinggung momen ketika Jusuf Kalla (JK) maju dalam Pilpres 2004 lewat duetnya dengan capres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Padahal, kala itu Golkar mendukung Wiranto sebagai capres.

"Sebagaimana JK saat mendampingi SBY saat Pilpres 2004 untuk berhadapan dengan Wiranto yang notabene pemenang Konvensi Capres Golkar," katanya.

Agung percaya bahwa jika Ridwan Kamil maju menjadi cawapres, partai berlambang pohon beringin itu pasti merestuinya.

Menurutnya, hingga sekarang belum ada sinyal Prabowo memilih Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai cawapres.

"Artinya, kalau pun RK maju sebagai cawapres, maka Golkar akan memberi restu. Karena sampai hari ini, belum ada kepastian Airlangga diakomodasi di kubu Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai cawapres," katanya.

Baca: Hasil Simulasi SMRC: Ganjar-Ridwan Kamil Berjaya, Kalahkan Prabowo-Erick Thohir

Airlangga tak sepakat

Di sisi lain, Airlangga tak sepakat apabila Ridwan Kamil maju sebagai bakal cawapres Ganjar. Dia juga mengklaim tidak pernah mengusulkan Ridwan Kamil menjadi bakal cawapres.

Menurut Airlangga, dia lebih suka mengusulkan Ridwan Kamil untuk kembali menjadi gubernur atau pemimpin daerah tingkat satu.

Mengenai provinsi yang akan dipimpinnya, Ridwan Kamil diminta oleh Airlangga untuk memilih sendiri.

"Pak RK (Ridwan Kamil) posisinya sebagai gubernur, gubernur Pak RK sendiri yang pilih," ujar Airlangga di Kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Kamis malam, (14/9/2023).

Pernyataan Airlangga itu dikuatkan oleh ucapan Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia Tandjung.

Ahmad mengatakan hingga saat ini tidak ada rencana menjadikan Ridwan Kamil sebagai bakal cawapres yang mendampingi bakal capres mana pun.

"Kami juga sudah punya planning buat RK (Ridwan Kamil). Kami waktu itu sudah memutuskan untuk mendorong RK menjadi cagub. Nanti tinggal pilih dua, antara di Jabar lagi atau di DKI Jakarta," kata Ahmad di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin, dikutip dari Kompas.com.

Baca: Ridwan Kamil Bertemu Prabowo, PDIP Santai: Habis Ketemu Megawati, Dia Lari ke Prabowo

Ahmad mengatakan keputusan tentang pilpres tahun depan adalah kewenangan Airlangga.

Kemudian, Ahmad berkata bahwa pihaknya masih menjunjung komitmen untuk mengusulkan Airlangga sebagai pendamping Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Keputusan untuk mendukung Airlangga maju dalam Pilpres 2024 adalah hasil musyawarah nasional (munas), rapat pimpinan nasional (rapimnas), dan rapat kerja nasional (rakernas) partai.

"Belum ada (mengusulkan Ridwan Kamil menjadi cawapres Prabowo), sampai sekarang kami masih putuskan Pak Airlangga Hartarto," kata dia.

Golkar diminta bersikap realistis

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Malchias Markus Mekeng menyarankan partainya untuk keluar dari koalisi Prabowo apabila kader Golkar tidak ditunjuk sebagai cawapres pendamping Prabowo.

Di sisi lain, Ridwan Kamil yang menjadi kader Golkar kini diwacanakan menjadi cawapres Ganjar atau Prabowo. Menurut Mekeng, diliriknya Ridwan Kamil seharusnya disambut baik oleh Golkar.

"Ridwan Kamil sebagai kader Golkar yang dilirik juga harusnya Golkar senang, dong, artinya tidak kosong, dan tidak memaksakan diri," kata Mekeng kepada wartawan, Kamis, (12/9/2023).

Mekeng mengatakan Golkar masih mematuhi hasil munas yang mendorong Airlangga menjadi cawapres. Akan tetapi, keputusan itu masih bisa berubah tergantung pada Airlangga.

"Ya itu tetap didorong (hasil munas) tapi itu semua putusan akhirnya pada si capres itu. Capres itu tidak mengalir, kan, tentunya Golkar harus berpikir kenapa, ya, harus Airlangga?" tanya Mekeng.

Baca: Golkar Wacanakan Ridwan Kamil Jadi Cagub, PDIP Ngotot Masukkan Dia dalam Bursa Cawapres Ganjar

Dia meminta Airlangga mencontoh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang tidak memaksakan putrinya, Puan Maharani, maju dalam pilpres.

Partai berlambang banteng itu lebih memilih kadernya, Ganjar, maju menjadi capres.

"Kita lihatlah kaya di PDIP, Bu Mega, Puan kan tidak memaksakan diri, kalau dipaksakan juga bisa, bisa Bu Mega pasangkan harus Puan capres kan bisa, tapi kalau kita lihat sebagai realitas politik, ya sama juga saya harap Golkar juga demikian, harus realitas," katanya.

"Jadi, kalau misalnya memang mengambil Airlangga, tentunya Golkar harus realistis, masih ada kader yang bisa direpresentasikan ini. Semua harus pakai rasional, enggak pakai hati, enggak baper."

Mekeng ingin Golkar tidak sekadar menjadi penonton dalam Pilpres 2024. Menurutnya, kader Golkar harus bisa menjadi bacapres ataupun bacawapres.

"Saya yang penting Golkar masuk di dalam kontestasi ini, jangan jadi penonton mulu."

Baca: Golkar Bantah Usulkan Ridwan Kamil Jadi Cawapres Ganjar, Ada Rencana Lain untuk Dia

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer