Demokrat resmi mencabut dukungan kepada Anies selepas para petinggi Demokrat menggelar rapat bersama dengan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas pada Jumat, (1/9/2023).
"Partai Demokrat resmi mencabut dukungan ke Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024," kata Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng saat sesi jumpa pers.
Selain mencabut dukungan, Demokrat juga keluar dari KPP lantaran Anies memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Pengamat politik Ari Junaedi mengatakan keputusan Anies memilih Cak Imin berkaitan dengan besarnya suara PKB.
Berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas, partai besutan Cak Imin itu memiliki elektabilitas 7,6 persen. Dengan angka itu, PKB berada pada urutan ketiga dalam daftar partai berelektabilitas tertinggi.
PKB berada di belakang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra. PKB memiliki elektabilitas yang lebih baik daripada Partai Golkar dan Partai Demokrat.
Selain itu, kebanyakan pemilih PKB berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang tersebar di Jawa Timur, provinsi wilayah yang belum dikuasai oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Baca: Tuding Anies Berkhianat, Demokrat Klaim Anies Sudah Tunjuk AHY Jadi Cawapresnya 2 Bulan Lalu
Anies menduga Anies menggandeng Cak Imin karena berharap bisa menambal suaranya yang lemah di Jawa Timur.
“Saya menganggap langkah Nasdem menggaet Cak Imin sebagai pendamping Anies tidak terlepas dari potensi suara tapal kuda di Jawa Timur dan basis-basis PKB di mana pun berada,” kata Ari yang menjabat sebagai Direktur Nusakom Pratama Institue, Jumat, (1/9/2023), dikutip dari Kompas.com.
Di samping itu, Ari menduga Nasdem ingin memanfaatkan keadaan politik saat ini. Cak Imin dan PKB merasa terancam lantaran Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) telah mendeklarasikan dukungan kepada koalisi pendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Bergabungnya Golkar dan PAN ke Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo telah membuat peluang Cak Imin menjadi cawapres Prabowo makin kecil. Dia harus bersaing dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang didukung PAN menjadi pendamping Prabowo.
"Saya anggap sebagai spekulatif politik, Nasdem memanfaatkan betul suasana kebatinan Cak Imim dan PKB yang merasa terbuang usai Golkar dan PAN merapat serta menguatnya nama Erick Thohir sebagai cawapresnya Prabowo,” kata dia.
Baca: Demokrat Keluar & Terus Menghujatnya, Anies Minta Relawannya Tak Tumbang saat Dicaci
Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.