AHY Ditinggal Anies, Rocky Gerung Sebut Demokrat Bisa Gabung PDIP, Singgung Kepentingan Anti-Jokowi

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rocky Gerung dan Presiden Joko Widodo.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan Partai Demokrat memiliki opsi bergabung dengan koalisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) setelah Anies Baswedan memilih meninggalkan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Anies memutuskan menunjuk Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin sebagai bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya.

Padahal, Anies sebelumnya sudah diklaim memilih AHY sebagai pendampingnya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024).

Karena manuver tajam Anies itu, Demokrat memilih keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies.

Menurut Rocky, Demokrat kini dilanda kebingungan, yakni apakah akan terus menjadi oposisi dengan narasi perubahannya atau berusaha untuk mencari kerja sama politik yang memungkinkan AHY menjadi cawapres.

Rocku menyebut sekarang adalah waktu paling tepat bagi putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu untuk turun dalam pemilihan umum (pemilu).

Baca: Pengamat Ungkap 2 Alasan Anies Pilih Cak Imin meski Elektabilitasnya Jauh di Bawah AHY

"Setelah keluar, dia masuk ke siapa. Itu juga ujian moral, tuh. Bertahan sebagai oposisi, ya, mungkin mereka bisa, tapi kemungkinan AHY masuk dalam kompetisi hilang," kata Rocky di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat, (1/9/2023) malam.

"Padahal bagi Demokrat, AHY harus diuji hari ini, dalam pemilu tahun ini sebagai kompetitor."

"Kalau itu masih menjadi dalih Demokrat, maka Demokrat pasti akan punya proposal untuk mengedarkan Pak AHY."

Jika Demokrat tidak bertahan sebagai oposisi, ada kemungkinan besar partai itu bergabung dengan koalisi PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Di samping itu, AHY pernah melakukan pertemuan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani beberapa waktu lalu.

"Paling mungkin adalah ke PDIP Karena sudah ada semacam tanda-tanda awal dengan Puan," ujar Rocky.

"Ibu Mega sebetulnya, memutuskan, oke Prabowo sudah tidak bisa lagi berkoalisi, maka melirik lah ke Pak SBY kan. Pak SBY juga mempunyai kesempatan untuk menunjukkan tidak ada permusuhan dengan Ibu Mega, dari awal juga Pak SBY menterinya Ibu Mega."

Baca: Demokrat Mengamuk & Tuding Anies Berkhianat, Cak Imin Tetap Tenang & Unggah Meme Lucu

Rocky menilai konflik antara Ketua Majelis Tinggi Demokrat SBY dan Ketua Umum PDIP Megawati selama belasan tahun akan hilang jika Demokrat berkoalisi dengan PDIP pada pemilu tahun depan.

Kata dia, titik temu antara Demokrat dan PDIP adalah kepentingan melawan Jokowi karena Jokowi sering diduga cawe-cawe mendukung pencapresan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Jadi peristiwa yang lalu pasti akan dilupakan baik oleh Ibu Mega atau Demokrat bila ternyata kepentingan politik anti-Jokowi terbentuk."

"Itu bisa terbentuk kalau PDIP merasa bahwa memang untuk melawan Prabowo diperlukan Demokrat, karena kapasitas PDIP sendiri untuk melawan Gerindra itu tidak mungkin, tuh," katanya.

"Di atas kertas, PDIP melihat potensi bergabung dengan Demokrat masuk akal secara kuantitatif."

Di samping itu, AHY bisa melengkapi Ganjar.

"AHY lebih mampu dalam hal konseptual, sementara Ganjar lebih mampu menggerakkan akar rumput," kata dia.

Baca: Merasa Dikhianati, Demokrat Copot Serentak Baliho Anies-AHY di Aceh, Sumut, hingga Kalsel

Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. (Kolase Tribunnews)

Keluarnya Demokrat

Demokrat resmi mencabut dukungan kepada Anies selepas para petinggi Demokrat menggelar rapat bersama dengan  Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas pada Jumat, (1/9/2023).

"Partai Demokrat resmi mencabut dukungan ke Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024," kata Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Andi Mallarangeng saat sesi jumpa pers.

Selain mencabut dukungan, Demokrat juga keluar dari KPP lantaran Anies memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.

Alasan Anies pilih Cak Imin

Pengamat politik Ari Junaedi mengatakan keputusan Anies memilih Cak Imin berkaitan dengan besarnya suara PKB.

Berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas, partai besutan Cak Imin itu memiliki elektabilitas 7,6 persen. Dengan angka itu, PKB berada pada urutan ketiga dalam daftar partai berelektabilitas tertinggi. 

PKB berada di belakang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gerindra. PKB memiliki elektabilitas yang lebih baik daripada Partai Golkar dan Partai Demokrat.

Selain itu, kebanyakan pemilih PKB berasal dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU) yang tersebar di Jawa Timur, provinsi wilayah yang belum dikuasai oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Baca: Tuding Anies Berkhianat, Demokrat Klaim Anies Sudah Tunjuk AHY Jadi Cawapresnya 2 Bulan Lalu

Anies menduga Anies menggandeng Cak Imin karena berharap bisa menambal suaranya yang lemah di Jawa Timur.

“Saya menganggap langkah Nasdem menggaet Cak Imin sebagai pendamping Anies tidak terlepas dari potensi suara tapal kuda di Jawa Timur dan basis-basis PKB di mana pun berada,” kata Ari yang menjabat sebagai Direktur Nusakom Pratama Institue, Jumat, (1/9/2023), dikutip dari Kompas.com.

Di samping itu, Ari menduga Nasdem ingin memanfaatkan keadaan politik saat ini. Cak Imin dan PKB merasa terancam lantaran Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) telah mendeklarasikan dukungan kepada koalisi pendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Bergabungnya Golkar dan PAN ke Koalisi Indonesia Maju yang mengusung Prabowo telah membuat peluang Cak Imin menjadi cawapres Prabowo makin kecil. Dia harus bersaing dengan Menteri BUMN Erick Thohir yang didukung PAN menjadi pendamping Prabowo.

"Saya anggap sebagai spekulatif politik, Nasdem memanfaatkan betul suasana kebatinan Cak Imim dan PKB yang merasa terbuang usai Golkar dan PAN merapat serta menguatnya nama Erick Thohir sebagai cawapresnya Prabowo,” kata dia.

Baca: Demokrat Keluar & Terus Menghujatnya, Anies Minta Relawannya Tak Tumbang saat Dicaci

(Tribunnewswiki)

Baca berita lain tentang Pilpres 2024 di sini.

 



Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer