Koalisi Prabowo Besar, Ganjar 'Dikeroyok', PDIP: Justru Munculkan Solidaritas Rakyat Bantu Ganjar

Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal calon presiden (Bacapres) dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo disela-sela kegiatan lari pagi di Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu (3/6/2023). Seluruh relawan Joko Widodo (Jokowi) pada akhirnya diperkirakan akan berlabuh pada satu tujuan, yakni mendukung bakal calon presiden Ganjar Pranowo.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) buka suara mengenai koalisi Ganjar Pranowo yang tidak sebesar koalisi pengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres).

Saat ini Prabowo makin kuat lantaran baru saja didukung oleh Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut pihaknya terus menganalisis perkembangan peta politik baru-baru ini. Dia menyebut Ganjar yang saat ini "dikeroyok" justru memunculkan solidaritas rakyat.

"Memang dengan kondisi Pak Ganjar 'dikeroyok' ini, justru munculkan suatu solidaritas rakyat bantu Pak Ganjar," kata Hasto setelah upacara peringatan HUT kemerdekaan ke-78 RI di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Kamis, (17/8/2023), dikutip dari Tribunnews.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua UMUM PKB Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengadakan pertemuan di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng Jakarta Pusat, Minggu, (13/8/2023). (Tribunnews)

Cawapres Ganjar

Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan partainya membuka peluang cawapres Ganjar berasal dari partai politik atau koalisi partai di luar PDIP.

"Bisa jadi. Lihat saja," ujar Puan di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (16/8/2023).

Baca: Fadli Zon Ungkap Daftar Kandidat Cawapres Prabowo, Gibran Paling Populer menurut Survei

Baca: Golkar & PAN Masuk Koalisi Prabowo, Ganjar Yakin Itu Bukan Tanda Jokowi Dukung Prabowo

Puan enggan berbicara banyak tentang sosok cawapres Ganjar. Sebelumnya, dia mengungkapkan beberapa sosok yang masuk dalam bursa pendamping Ganjar, di antaranya Menko Polhukam Mahfud MD, mantan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, Menparekraf Sandiaga Uno.

Sementara itu, Hasto Kristiyanto mengatakan cawapres pendamping Ganjar Pranowo harus memiliki rekam jejak yang bagus.

"Yang jelas yang dicari itu yang punya track record yang bagus," kata Hasto di Ciawi, Bogor, Selasa, (15/8/2023).

Kata Hasto, pihaknya mencari sosok dengan karakter kepemimpinan yang baik dan bisa mendorong pergerakan rakyat.

"Yang mendorong program pangan untuk rakyat, bukan dengan alasan pangan untuk rakyat tetapi malah dikorupsi oleh teman-temannya, bukan seperti itu."

"Karena ketika Pak Ganjar turun, itu rakyat berbondong-bondong datang dan inilah yang jadi kekuatan terpenting," katanya.

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto di Sekolah PDIP, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta, Minggu (30/10/2022). (KOMPAS.com/Rahel)

Baca: PAN Sebut jika Ganjar atau Prabowo Ingin Menang, Jadikan Erick Thohir Cawapres

Baca: Koalisi Prabowo Makin Besar, Koalisi Ganjar Rapuh, Koalisi Anies Malah Terancam Bubar

Ganjar tak ambil pusing

Ganjar menganggap masuknya Golkar dan PAN ke dalam KKIR bukan pertanda bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung Prabowo.

Menurut Ganjar, deklarasi dukungan Golkar dan PAN kepada Prabowo sebagai capres tidak menguatkan anggapan bahwa Jokowi mengarahkan dukungan kepada Prabowo yang kini menjadi anggota kabinet Jokowi.

"Oh, enggak, enggak," kata Ganjar singkat, di kediaman keluarga Gus Dur, di Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu malam, (13/8/2023), dikutip dari Kompas.com.

Gubernur Jawa Tengah itu juga tidak ambil pusing perihal deklarasi itu lantaran kedaulatan tiap partai politik wajib dihormati.

"Enggak apa. Itu hak mereka, setiap partai politik yang musti kita hormati. Sikap, boleh dong apa pun itu," katanya.

Dia percaya bahwa dukungan tersebut merupakan hal yang lazim dalam dunia politik. Dukungan itu dianggap muncul setelah elektabilitas Prabowo meningkat.

Halaman
12


Editor: Febri Ady Prasetyo

Berita Populer