Pada momen ini lah, Panji meminta izin kepada pihak Densus 88 untuk merekam seluruh pembicaraan saat membeberkan kronologi hingga Bripda Rico tewas.
"Saya sampaikan kepada mereka, sebelum bapak-ibu menyampaikan ini, saya rekam dulu terkait kondisi anak kami. Hari ini, oke bapak-bapak menyampaikan, saya dengar dan saya paham," ungkapnya.
"Tapi besok lusa, ketika saya pulang membawa jenazah anak saya, belum tentu saya menjawab apa yang dimintakan oleh keluarga saya, kronologis kejadiannya seperti apa," tutur dia.
Permintaan Panji untuk merekam pembicaraan pun disetujui oleh pihak Densus 88 Antiteror.
Dalam penjelasannya, Densus 88 Antiteror tidak sama sekali menjelaskan bahwa Bripda Rico dalam kondisi sakit keras.
Namun, menurut pernyataan Panji, Densus 88 Antiteror langsung memberitahu bahwa Bripda Rico sudah tewas lantaran tertembak oleh rekannya.
"Tidak sengaja mengambil senpi yang ada di tas, senior tadi mengambil senpi dari tasnya, tidak sengaja senpi ini meledak dan mengenai korban."
"Tepatnya dari batang leher ini tembus ke bawah telinga kanan," ujar Panji.
Setelah peristiwa tersebut, Panji mengatakan bahwa sang anak langsung tewas di tempat kejadian.
(tribunnewswiki.com/tribun network)
Baca lebih lengkap seputar berita terkait lainnya di sini