Mengenal Thrifting Pakaian Impor yang Marak di Indonesia, tetapi Dilarang Jokowi

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koleksi baju thrift di Bangka Thrift Store di Pangkalpinang. Sejumlah penjual baju bekas di Bangka Belitung merasa harap-harap cemas menanti keputusan lebih lanjut dari pemerintah pusat soal larangan bisnis baju bekas impor (thrifting).

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Istilah thrifting akhir-akhir ini marak di Indonesia.

Thrifting digandrungi banyak anak muda lantaran dapat membeli barang branded dengan harga murah.

Namun, perlu diketahui bahwa Presiden Joko Widodo juga memberikan larangan terhadap praktek thrifting, seperti dikutip dari Pos Belitung.

Lantas apa itu thrifting ?

Thrifting merupakan istilah yang diambil dari bahasa Inggris thrift.

Baca: Vivienne Westwood, Desainer Pencipta Mode Punk Asal Inggris Meninggal di Usia 81 Tahun

Baca: Hermès (Brand)

Thrifting memiliki arti aktivitas menjual atau membeli barang bekas yang masih layak pakai, biasanya pakaian.

Akhir-akhir ini istilah thrifting menjadi sorotan lantaran Presiden Joko Widodo alias Jokowi melarang bisnis thrifting.

Bisnis thrifting di Indonesia mempunyai pasar yang lumayan diminati masyarakat, terutama pakaian.

Ilustrasi Thrifting - Presiden Joko Widodo melarang bisnis pakaian bekas impor. Simak pengertian thrifting serta kelebihan dan kekurangannya. (freepik via TRIBUNNEWS)

Pasalnya, pakaian thrifting yang kebanyakan dari luar negeri masih dalam kondisi yang bagus.

Tak hanya itu, pakaian ini dijual dengan harga yang sangat murah, sehingga bisnis thrifting menjamur di masyarakat.

Barang thrift atau barang bekas memiliki sejumlah kelebihan.

Berikut ini rangkuman kelebihan barang thrift yang dikutip dari The Eco Hub.

1. Lebih baik untuk lingkungan

Merek fast fashion saat ini dapat menimbulkan tumpukan limbah pakaian.

Fast fashion adalah tren mode pakaian yang cepat berubah, sehingga banyak orang yang membeli pakaian baru setiap saat untuk mengikut tren.

Membeli dan menggunakan barang bekas dapat mengurangi limbah, yang berpotensi menumpuk di tempat pembuangan sampah.

2. Hemat uang

Barang bekas biasanya memiliki harga yang lebih murah, terlepas dari kondisinya.

Ketika seseorang membeli barang bekas, hampir ia tidak membayar dengan harga seperti barang baru, meski kondisinya baru satu atau dua kali pakai.

Selain itu, barang bekas yang murah dapat membuka peluang bisnis bagi penadah barang bekas untuk menjualnya lagi.

Halaman
123


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer