Thrifting digandrungi banyak anak muda lantaran dapat membeli barang branded dengan harga murah.
Namun, perlu diketahui bahwa Presiden Joko Widodo juga memberikan larangan terhadap praktek thrifting, seperti dikutip dari Pos Belitung.
Lantas apa itu thrifting ?
Thrifting merupakan istilah yang diambil dari bahasa Inggris thrift.
Baca: Vivienne Westwood, Desainer Pencipta Mode Punk Asal Inggris Meninggal di Usia 81 Tahun
Baca: Hermès (Brand)
Thrifting memiliki arti aktivitas menjual atau membeli barang bekas yang masih layak pakai, biasanya pakaian.
Akhir-akhir ini istilah thrifting menjadi sorotan lantaran Presiden Joko Widodo alias Jokowi melarang bisnis thrifting.
Bisnis thrifting di Indonesia mempunyai pasar yang lumayan diminati masyarakat, terutama pakaian.
Pasalnya, pakaian thrifting yang kebanyakan dari luar negeri masih dalam kondisi yang bagus.
Tak hanya itu, pakaian ini dijual dengan harga yang sangat murah, sehingga bisnis thrifting menjamur di masyarakat.
Barang thrift atau barang bekas memiliki sejumlah kelebihan.
Berikut ini rangkuman kelebihan barang thrift yang dikutip dari The Eco Hub.
1. Lebih baik untuk lingkungan
Merek fast fashion saat ini dapat menimbulkan tumpukan limbah pakaian.
Fast fashion adalah tren mode pakaian yang cepat berubah, sehingga banyak orang yang membeli pakaian baru setiap saat untuk mengikut tren.
Membeli dan menggunakan barang bekas dapat mengurangi limbah, yang berpotensi menumpuk di tempat pembuangan sampah.
2. Hemat uang
Barang bekas biasanya memiliki harga yang lebih murah, terlepas dari kondisinya.
Ketika seseorang membeli barang bekas, hampir ia tidak membayar dengan harga seperti barang baru, meski kondisinya baru satu atau dua kali pakai.
Selain itu, barang bekas yang murah dapat membuka peluang bisnis bagi penadah barang bekas untuk menjualnya lagi.