Kabar tersebut disampaikan oleh Presiden Partai Buruh sekaligus Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Senin (5/9/2022) malam.
Aksi protes tolak kenaikan BBM ini akan dilakukan di kantor gubernur.
Hal ini dilakukan untuk meminta gubernur membuat surat rekomendasi kepada presiden dan pmpinan DPR RI untuk membatalkan kenaikan BBM.
"Aksi ini diorganisir Partai Buruh dan organisasi serikat buruh, petani, nelayan, guru honorer, PRT, buruh migran, miskin kota, dan organisasi perempuan di 34 provinsi. Aksi serentak akan dilakukan di kantor gubernur," kata Iqbal.
"Tujuannya adalah meminta gubernur membuat surat rekomendasi kepada presiden dan pmpinan DPR RI agar membatalkan kenaikan harga BBM," lanjutnya.
Baca: Dampak Harga BBM Naik, Pengamat Sebut Aturan Terkait UMR Harus Segera Direvisi
Baca: Pengamat Sebut Harga BBM Non Subsidi Turun Agar Masyarakat Tidak Panik dan Tidak Demo
Aksi demo buruh turun ke jalan ini secara khusus, di Jabodetabek dipusatkan di DPR RI.
Jumlah buruh yang lakukan protes diklaim akan menyentuh angka hingga 3.000-5.000 orang.
Tak hanya itu saja, aksi di DPR RI hari ini juga bakal mengusung dua protes lain
Mereka juga menyinggung soal penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja dan meminta supaya upah minimum kota/kabupaten atau UMK dinaikkan 10-13 persen.
Kenaikan harga bahan bakar minya atau BBM berimbas dengan adanya sambutan demo dari mahasiswa Makassar.
Demo penolakan harga BBM ini dilakukan mahasiswa Makassar di beberapa titik.
Demonstran juga memblokade jalan utama hingga malam hari.
Mereka membakar ban bekas dan memblokade jalan depan sekretariatnya di Jalan Bontolempangan.
Mahasiswa-mahasiswa tersebut diketahui tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Baca: Harga BBM Naik per Hari Ini, Pertalite Jadi Rp10.000/L, Pertamax Rp14.500
Baca: Pengamat Sebut Harga BBM Non Subsidi Turun Agar Masyarakat Tidak Panik dan Tidak Demo
Aksi demo penolakan kenaikan harga BBM ini dilakukan lantaran naiknya BBM akan menambah beban rakyat kecil
Koordinator aksi, Wahyudi, Sabtu (3/9/2022), menyatakan kenaiakn BBM jelas menyusahkan rakyat.
"Kami menolak keras kenaikan harga BBM bersubsidi yang jelas akan menyusahkan masyarakat," tegas Wahyudi, dikutip dari Kompas.
Tak hanya itu saja, mahasiswa Universitas Hasanuddin (Unhas) juga melakukan hal yang sama.