Apa Itu Strict Parents ? Pola Asuh Otoriter dan Fokus pada Hasil, Cek Apakah Anda Termasuk

Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mengenal strict parents, mulai dari ciri-cirinya, dampaknya ke anak, serta cara mengatasinya.

Sebagian strict parents lebih fokus pada nilai akademik anak daripada lainnya.

Mereka hanya memandang nilai sekolahlah yang berguna bagi masa depan anaknya.

Anak bahkan sulit untuk membagi waktu dengan kegiatan lainnya, seperti bermain dan belajar lainnya.

Padahal, bermain dapat menjadi rutinitas untuk menyegarkan pikiran anak.

Adapun, beberapa akibat atau masalah yang ditimbulkan dari pola asuh strict parents di antaranya sebagai berikut.

1. Tingkat percaya diri yang rendah

Peringkat Zodiak Paling Pesimistis dan Berpikiran Negatif, (Pixabay)

Menurut sebuah penelitian, mereka yang memiliki orangtua strict parents merasa mempunyai kepercayaan diri yang rendah, lebih sedikit inisiatif dan ketekunan dibandingkan dengan yang lain.

2. Kenakalan

Adanya sikap otoriter dari orangtua dalam membesarkan anaknya, membuat sang anak bersikap tidak sopan dan nakal. Bahkan, anak-anak yang orang tuanya ketat tidak melihat orang tuanya sebagai figur otoritas yang sah.

Karena itu, mereka cenderung tidak mengikuti aturan mereka dan lebih mungkin untuk berpartisipasi dalam perilaku nakal.

3. Depresi

Anak-anak hasil dari pola asuh strict parents biasanya merasasa diabaikan perasaannya. Hal itu lebih mungkin untuk mengembangkan depresi dan kecemasan.

4. Bullying

Anak-anak dari strict parents memungkinkan menjadi pelaku bullying atau korban bully karena kepercayaan dirinya yang lebih rendah serta dapat menjadi target yang lebih mudah bagi para pengganggu.

5. Masalah perilaku

Sebuah penelitian terhadap 600 anak berusia 8 hingga 10 tahun menunjukkan bahwa mereka yang memiliki orang tua otoriter memiliki masalah perilaku yang paling banyak.

Mereka menunjukkan perilaku yang lebih menantang, hiperaktif, agresi, dan perilaku antisosial.

Mereka juga memiliki lebih banyak masalah emosional dan menunjukkan lebih sedikit perilaku prososial.

Baca: ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder)

Baca: ISTP (Introvert, Sensing, Thinking, Persepsi)

6. Masalah dengan pengaturan diri

Sebuah penelitian di University of Georgia menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya keras lebih cenderung bertingkah.

Halaman
1234


Penulis: Ika Wahyuningsih
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer