Segudang Rekam Jejak Jenderal Alexander Dvornikov, Komandan Baru Pasukan Rusia di Ukraina

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Ady Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Jenderal Alexander Dvornikov

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin menunjuk Jenderal Alexander Dvornikov untuk menjadi komandan baru pasukan Rusia di Ukraina.

Vladimir Putin memutuskan menunjuk Jenderal Alexander Dvornikov menjadi komandan perang Rusia yang baru setelah pasukannya gagal menguasai Ibu kota Kyiv.

Alexander Dvornikov mempunyai segudang rekam jejak di kemiliteran Rusia.

Dikutip TribunnewsWiki dari Al Jazeera, Selasa (12/4/2022), Dvornikov mempunyai julukan "tukang daging" Aleppo dan Grozny.

Dia pernah memimpin divisi senapan motor Rusia yang menyerbu Grozny, ibu kota Provinsi Chechnya, Rusia selatan, yang merdeka secara de facto pada akhir 1999 dan awal 2000.

Kemudian, pasukan Rusia menyerang dan membombardir kota sebelum bergerak dalam kelompok infanteri kecil yang diduga menembak siapa pun yang mereka lihat.

Artileri roket, bom cluster yang dilarang, dan rudal jelajah membunuh ribuan warga sipil dan meratakan Grozny atas perintah Dvornikov.

Kota tersebut jatuh pada 6 Februari 2000, meningkatkan peringkat persetujuan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, yang terpilih sebagai presiden kurang dari sebulan kemudian.

Hari-hari ini, pengamat mengatakan Moskow tampaknya menggunakan taktik serupa di kota Mariupol, Ukraina selatan yang terkepung.

Pejabat Ukraina menuduh Rusia membunuh puluhan ribu warga sipil dan merusak atau menghancurkan hampir setiap bangunan di sana.

Jenderal Alexander Dvornikov (WIKIMEDIA COMMONS)

Baca: Gagal Rebut Kyiv, Vladimir Putin Tunjuk Jenderal Baru untuk Jadi Komandan Perang Rusia di Ukraina

Baca: Presiden Ukraina: Rusia Kemungkinan Bakal Serang Kyiv Lagi jika Donbas Jatuh

Menghapus Aleppo

Pada 2015, Putin menempatkan Dvornikov di pucuk pimpinan pasukan Rusia di Suriah yang dilanda perang.

Dvornikov menyelamatkan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad dari kehancuran dan mengambil alih pertempuran untuk Aleppo, kubu oposisi.

Dia tampaknya telah menggunakan taktik Grozny, dengan puluhan ribu warga Suriah terbunuh dan kota bersejarah itu berubah menjadi reruntuhan yang membara.

"Tidak ada yang menghentikannya. Dia tetap berpegang pada pendekatan lama Soviet dan kemudian Rusia, jika ada kekuatan, mereka harus dikonsentrasikan dan digunakan untuk menghancurkan segalanya," kata Letnan Jenderal Ihor Romanenko, mantan wakil kepala staf umum angkatan bersenjata Ukraina tentang Aleksandr Dvornikov.

"Kami telah melihat hasilnya di Aleppo," imbuhnya.

Dvornikov melihat hasilnya secara berbeda.

"Aksi militer kelompok angkatan bersenjata Rusia secara radikal mengubah situasi di Suriah dalam lima setengah bulan. Kemungkinan disintegrasi Suriah telah digagalkan," katanya kepada harian rossiiskaya Gazeta yang diterbitkan negara dalam sebuah wawancara langka pada Maret 2016.

Beberapa hari sebelumnya, Putin menyematkan medali Pahlawan Rusia, salah satu penghargaan tertinggi Rusia, pada Dvornikov di Kremlin.

Namun, taktik itu tampaknya tidak bekerja di Ukraina utara dan tengah.

Halaman
123


Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Ady Prasetyo
BERITA TERKAIT

Berita Populer