Kadyrov yang memimpin wilayah mayoritas Muslim di Rusia mendukung penuh invasi Vladimir Putin terhadap Ukraina.
Salah satu pertanyaan yang kerap didengungkan adalah mengapa wilayah otonom Muslim sudi membantu Rusia?
Beberapa media internasional memang pernah menggambarkan Ramzan Kadyrov sebagai sekutu terdekat Putin.
Kedekatan itu tak diraih dalam semalam, melainkan telah melalui proses yang panjang.
Berikut ini kilas balik sejarah kedekatan pemerintah utama Rusia dan Republik Chechnya.
Pernah memusuhi Rusia demi pertahankan kemerdekaan
Baca: Putin Pastikan Keluarga Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina Terima Santunan Rp 650 Juta
Aliansi Kadyrov-Putin sudah terjalin sejak lama, meski awalnya dirinya sempat memusuhi Kepemimpinan Rusia di Moskow.
Butuh proses panjang sebelum dia berbalik mendukung pemerintahan Kremlin.
Ramzan Kadyrov dan ayahnya, Akhmad Kadyrov, tergabung dalam pemberontak Chechen yang memerangi Rusia pada awal 1990-an demi meraih kemerdekaan Chechnya di tengah runtuhnya Uni Soviet.
Federasi Rusia, yang menjadi penerus Uni Soviet tak tinggal diam.
Mereka mulai mengirim 35-40 ribu tentara untuk meredam pemberontakan di Chechnya pada 1994.
Tak butuh waktu lama, pasukan Rusia berhasil merebut Gronzy pada Februari 1995, dilansir CNN.
Namun perebutan wilayah ibu kota itu tak menghentikan peperangan antara kedua belah pihak.
Gencatan senjata diumumkan pada 27 Mei 1996, tapi kenyataannya pertempuran tetap berlangsung di lapangan.
Pihak Chechnya terus melakukan perlawanan dan berhasil merebut tempat-tempat penting milik pemerintah.
Tiga bulan berselang, kedua belah pihak menandatangani kesepakatan damai.
Setelahnya, tentara Rusia resmi ditarik.
Buah dari dua tahun pertempuran setidaknya telah menjatuhkan 120 ribu korban tewas di pihak Chechnya.
Sementara korban tewas dari tentara Rusia mencapai 3 ribu nyawa.