Profil 4 Tokoh yang Dianugerahi Jokowi Gelar Pahlawan Nasional, Tombolotutu hingga Usmar Ismail

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) anugerahi Gelar Pahlawan pada Empat Tokoh.

Di Mekah, Wangsakara berhasil memperoleh surat pengakuan Banten oleh Syarif Mekah sebagai kepanjangan tangan dari otoritas politik Turki Utsmani (Ottoman).

Raden Aria Wangsakara (Buku Aria Wangsakara Tangerang (Via WIKIMEDIA COMMONS))

Saat kembali ke Banten, Wangsakara diberi gelar Kiai Mas Haji Wasangraja.

Pada 1654 sewaktu terjadi peperangan di Batavia antara Kesultanan Banten dengan VOC, Wangsakara mewakili Kesultanan Banten sebagai juru runding yang membuahkan kesepakatan penghentian perang.

Daerah yang dikuasai masing-masing tetap dipertahankan.

Tahun 1658-1659 ketika terjadi peperangan, Raden Aria Wangsakara mendapat mandat dari Sultan Ageng Tirtayasa untuk memimpin perang melawan VOC yang berujung pada perjanjian damai pada 5 Juli 1659.

Pascaperang, Wangsakara mengubah strategi pertahanan dengan membuat permukiman dan kanal sehingga menjangkau daerah Tangerang pedalaman.

Wangsakara wafat pada tanggal 15 Agustus 1681 dan dimakamkan di Lengkong, Pagedangan, Tangerang atau Taman Makam Pahlawan Kabupaten Tangerang.

Baca: Raden Aria Wangsakara

Sultan Aji Muhammad Idris

Sultan Aji Muhammad Idris lahir di Jembayan, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, 1667.

Dia merupakan tokoh pemersatu yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi bangsa Indonesia.

Melalui perubahan sistem pemerintahan menjadi kesultanan, dia berusaha menjalin hubungan dan menyatukan kekuatan dengan berbagai kesultanan dalam menentang kolonialisme.

Saat VOC mulai menguasai kerajaan Kutai Kartanegara dan Kerajaan Pasir, Sultan Aji Muhammad Idris sebagai pangeran Kutai terus melakukan perlawanan.

Sultan Aji Muhammad Idris (Dok. Kominfo Kaltim)

Sultan Aji Muhammad Idris konsisten mewujudkan visi mengusir kekuatan VOC dari Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Indonesia secara keseluruhan.

Dia berhasil mempersatukan kerajaan-kerajaan di wilayah Sulawesi Selatan terutama kerajaan-kerajaan Bugis seperti Wajo, Bone, dan Soppeng.

Sultan Aji meninggal dunia pada 1739.

Dia dimakamkan di pemakaman keluarga Raja Wajo, Sulawesi Selatan.

Baca: Sultan Aji Muhammad Idris

Usmar Ismail

Usmar Ismail adalah salah satu pelopor di kancah perfilman nasional dan internasional yang lahir di Bukittinggi tanggal 20 Maret 1921.

Usmar sukses menunjukkan sumbangan terbesarnya tentang kepiawaian membuat industri perfilman di Indonesia menjadi maju.

Kepeloporannya dalam membangun perfilman nasional yang diakui oleh dunia internasional merupakan kepeloporan dan prestasi yang patut dicatat dalam perjalanan bangsa Indonesia.

Usmar Ismail, bapak perfilman Indonesia sekaligus Pahlawan Nasional (nasional.kompas.com)
Halaman
123


Penulis: Rakli Almughni
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer