Beberapa keluarga Eropa menggunakan praktik ini pada anak mereka dengan dosis kecil agar kelak kebal terhadap cacar.
Teknik inokulasi ini dipopulerkan oleh Putri Mary Wortley Montagu.
Dua anak Pangeran Wales juga diinokulasi pada 1723 agar bisa mengamankan suksesi kekuasaan.
Baca: Hari Ini dalam Sejarah 14 Mei 1796: Edward Jenner Mengujicoba Vaksin Cacar pada Manusia
Suatu ketika, seorang dokter Inggris bernama Edward Jenner mendengar kisah tentang para perempuan pemerah susu dan lainnya yang terkena cacar sapi, tetapi hanya bergejala ringan.
Mereka terjangkit penyakit itu karena berdekatan dengan sapi, tetapi tidak pernah menjadi korban cacar yang mematikan.
Edward kemudian memutuskan menginokulasi putranya yang berumur 1,5 tahun dengan cacar babi, setelah itu dengan cacar.
Berkat inokulasi itu, putranya tidak terjangkit cacar.
Setelah berhasil menginokulasi putranya, Edward mencoba inokulasi dengan cacar sapi.
Pada 14 Mei 1796 dia mengambil cairan lepuh cacar sapi dan memasukkannya ke dalam kulit bocah berumur delapan tahun bernama James Phipps.
Sebuah lepuh muncul pada titik pemasukan, tetapi James segera sembuh.
Pada 1 Juli Edward Jenner menginokulasi James lagi, kali ini menggunakan materi cacar.
Tidak ada penyakit yang muncul dan vaksin sukses diujicoba.
Para dokter di seluruh Eropa segera menggunakan teknik vaksinasi ala Edward Jenner dan jumlah penyakit cacar turun drastis.
Pada abad ke-19 dan ke-20, para ilmuwan menggunakan model milik Jenner untuk membuat berbagai vaksin baru demi melawan penyakit-penyakit mematikan.
Baca berita lainnya tentang vaksinasi di sini.