Adik Mantan Wapres Afghanistan Ditembak Mati oleh Taliban, Jenazahnya Tidak Boleh Dikubur

Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Taliban berjaga di luar bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun yang brutal -- perang yang dimulai dan diakhiri dengan kekuasaan kelompok Islam garis keras.

"Saya rasa para wanita tidak boleh bermain kriket lantaran tidak termasuk hal yang wajib," jelas Ahmadullah Wasiq.

Penonton menyaksikan pertandingan uji coba kriket Twenty20 yang dimainkan antara dua tim Afghanistan 'Pembela Perdamaian' dan 'Pahlawan Perdamaian' di Stadion Kriket Internasional Kabul di Kabul pada 3 September 2021. Wanita Afghanistan, termasuk tim kriket nasional wanita, akan dilarang memainkan permainan olahraga di bawah pemerintahan Taliban yang baru. (Aamir QURESHI/AFP)

Baca: Hari Pertama Kehidupan Afghanistan di Bawah Taliban : Tumbuhkan Janggut, Pecat Karyawan Wanita

Baca: Ditembak di Kepala, Penyanyi Afghanistan Fawad Andarabi Tewas di Tangan Taliban

“Dalam kriket, mereka mungkin menghadapi situasi di mana wajah dan tubuh mereka tidak tertutup. Islam tidak mengizinkan wanita untuk dilihat seperti ini," katanya.

“Ini adalah era media, dan akan ada foto dan video, dan kemudian orang-orang menontonnya. Islam dan Imarah Islam (Afghanistan) tidak mengizinkan wanita bermain kriket atau olahraga yang membuat mereka terekspos,” imbuh Wasiq.

Selain aturan baru tersebut, Taliban juga mendeklarasikan sebuah pemerintahan baru.

Lantaran itulah, pejabat perdana menteri baru Afganistan meminta mantan pejabat yang melarikan diri untuk segera kembali ke negara tersebut.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)

Baca lengkap soal Taliban di sini

 

 



Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer