Adik Mantan Wapres Afghanistan Ditembak Mati oleh Taliban, Jenazahnya Tidak Boleh Dikubur

Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pejuang Taliban berjaga di luar bandara di Kabul pada 31 Agustus 2021, setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun yang brutal -- perang yang dimulai dan diakhiri dengan kekuasaan kelompok Islam garis keras.

TRIBUNNEWSWIKI.COM - Adik mantan wakil presiden (wapres) Afghanistan Amrullah Saleh yang bernama Rohullah Azizi dikabarkan ditembak mati oleh Taliban.

Amrullah Saleh merupakan salah satu pemimpin pasukan oposisi anti-Taliban di lembah Panjshir.

Rohullah Azizi tewas setelah beberapa hari pasukan Talilban menguasai pusat provinsi Panjshhir, provinsi terakhir yang bertahan melawan mereka.

Keponakan Rohullah Azizi pun angkat bicara terkait hal itu.

"Mereka mengeksekusi paman saya," ungkap Ebadullah Saleh.

"Mereka membunuhnya kemarin dan tidak mengizinkan kami menguburkannya. Mereka terus mengatakan bahwa tubuhnya harus membusuk."

Pejuang Taliban berkumpul di sepanjang jalan selama rapat umum di Kabul pada 31 Agustus 2021 saat mereka merayakan setelah AS menarik semua pasukannya keluar dari negara itu untuk mengakhiri perang 20 tahun yang brutal - perang yang dimulai dan diakhiri dengan kelompok Islam garis keras di kekuasaan. (Hoshang Hashimi / AFP)

Baca: Taliban

Baca: Lantaran Wajah dan Tubuh Tidak Tertutup, Taliban Melarang Kaum Wanita Terjun ke Bidang Olahraga

Taliban menembak mati Rohullah Azizi dan tidak menguburkan jasadnya.

Kronologi

Saat itu, Rohullah Azizi sedang pergi menuju provinsi Panjshir Utara bersama sopir pribadinya.

Sayangnya di tengah perjalan, mobil itu dicegat oleh Taliban di sebuah pos pemeriksaan.

"Seperti yang kami dengar, saat ini Taliban menembaknya dan sopirnya di pos pemeriksaan," jelas keponakannya, Shuresh Saleh.

Namun Shuresh Saleh tidak mengetahui pasti kemana sang paman akan pergi.

Kondisi itu semakin diperparah karena telepon tidak berfungsi di daerah tersebut.

Rohullah Azizi merupakan pejuang anti-Taliban.

Sebelum kasus kematian Rohullah Azizi, Taliban mengeluarkan peraturan baru bahwa wanita Afghanistan tidak boleh terjun ke bidang olahraga.

ILUSTRASI - Kaum wanita Taliban (Aljazeera via Tribunnews.com)

Baca: Pakai Burka dan Mengaku Taat, Puluhan Pasukan SAS Inggris Tipu Taliban untuk Melarikan Diri

Baca: Percakapan Telepon Joe Biden dan Ashraf Ghani Sebelum Afghanistan Direbut Taliban, Akan Beri Bantuan

Wakil Kepala Komisi Budaya Taliban, Ahmadullah Wasiq baru saja mengeluarkan aturan baru khusus bagi para wanita.

Aturan tersebut berupa larangan bagi kaum wanita untuk terjun ke bidang olahraga.

Wasiq berpendapat bahwa tidak sepantasnya para wanita menggeluti dunia olahraga.

Ia mengatakan tidak pantas dan tidak perlu kaum wanita terjun ke dunia olahraga.

Salah satu bidan olahraga tersebut ialah kriket.

"Saya rasa para wanita tidak boleh bermain kriket lantaran tidak termasuk hal yang wajib," jelas Ahmadullah Wasiq.

Penonton menyaksikan pertandingan uji coba kriket Twenty20 yang dimainkan antara dua tim Afghanistan 'Pembela Perdamaian' dan 'Pahlawan Perdamaian' di Stadion Kriket Internasional Kabul di Kabul pada 3 September 2021. Wanita Afghanistan, termasuk tim kriket nasional wanita, akan dilarang memainkan permainan olahraga di bawah pemerintahan Taliban yang baru. (Aamir QURESHI/AFP)

Baca: Hari Pertama Kehidupan Afghanistan di Bawah Taliban : Tumbuhkan Janggut, Pecat Karyawan Wanita

Baca: Ditembak di Kepala, Penyanyi Afghanistan Fawad Andarabi Tewas di Tangan Taliban

“Dalam kriket, mereka mungkin menghadapi situasi di mana wajah dan tubuh mereka tidak tertutup. Islam tidak mengizinkan wanita untuk dilihat seperti ini," katanya.

“Ini adalah era media, dan akan ada foto dan video, dan kemudian orang-orang menontonnya. Islam dan Imarah Islam (Afghanistan) tidak mengizinkan wanita bermain kriket atau olahraga yang membuat mereka terekspos,” imbuh Wasiq.

Selain aturan baru tersebut, Taliban juga mendeklarasikan sebuah pemerintahan baru.

Lantaran itulah, pejabat perdana menteri baru Afganistan meminta mantan pejabat yang melarikan diri untuk segera kembali ke negara tersebut.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUAN)

Baca lengkap soal Taliban di sini

 

 



Penulis: Shin PuanMaharani
Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer