“Cerita ini berawal dari karir aku di awal tahun ini. Semenjak mengikuti salah satu pageant, Alhamdulillah mendapat banyak tawaran foto katalog dan endorse. Aku beri inisial GM yah untuk olshop mukena yang akan aku ceritakan,” cuit @jeehantz
Kemudian ia dan beberapa temannya menemukan satu kejanggalan dari produk mukena yang ingin diendorse.
Mereka mendapat ada peniti yang menyangkut di mukena yang akan dipakai.
Ternyata setelah ditelusuri, mukena itu merupakan barang preloved yang dibeli dari online shop.
Owner GM berinisial R menawarkan pekerjaan kepadanya sebagai model mukena.
Namun tiba-tiba R yang ia ketahui sebagai perempuan ini menentukan tanggal tanpa membicarakan kesepakatan fee.
Baca: Tak Hanya Fetish Gilang Bungkus, Inilah 10 Macam Hubungan Seks Abnormal Menurut Ahli
Saat hari H pemotretan, R tidak menampakkan batang hidungnya dengan alasan sedang mengurusi anaknya dan digantikan dengan D yang mengaku sebgai adik R.
Setelah pemotretan selesai, R mengirimkan pesan ucapan terimakasih kepadanya dengan kata-kata yang cukup sopan.
Namun ia tidak diberikan fee, begitupun dengan model lain.
Ia terkejut saat menemukan fakta bahwa R sebenarnya tidak ada.
Sebab R adalah D yang merupakan owner GM yang berpura-pura menjadi perempuan.
“Suatu hari aku mendapat berita mengejutkan bahwa sebenernya MBAK R ADALAH MAS D. Sebenernya mbak R itu nggak ada! dan mas D lah yang selama ini menjadi admin OA GM, yang berpura-pura seolah-olah dia perempuan bernama Riya,” tulisnya.
Baca: Fetish
Dari situ pula terkuak bahwa akun Twitter mukuk OA mengunggah foto-foto para model mukena dengan tidak sepatutnya.
Dalam cuitan dan unggahan Twitter OA juga banyak merecord hal-hal asusila dan fetish dari orang-orang yang menyukai perempuan bermukena.
“Ditemukan juga twitter dimana akun tsb adalah OA fetish mukena sehingga foto kami digunakan sebagai bahan c*** mereka. Tentu saja, semua postingannya sangat *disgusting* perempuan memakai mukena yang merecord hal-hal asusila seperti akun fetish pada umumnya,” tulisnya.
Para model lain langsung menghubungi R alias D untuk menghapus foto-foto mereka dari akun Twitter tersebut.
Mereka juga mengancam akan melaporkan R alias D ke polisi.
Namun R alias D justru memblokir semua kontak yang sebelumnya bekerja dengannya untuk endorse mukena, termasuk para model dan fotografer.