72 Orang Tewas saat Kerusuhan dan Penjarahan di Afrika Selatan, Dipicu Aksi Protes Kasus Jacob Zuma

Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang anggota Kepolisian Afrika Selatan (SAPS) menangkap seorang penjarah di dalam lotsoho Mall di kotapraja Katlehong, Johannesburg Timur, pada 12 Juli 2021. Beberapa toko dirusak dan mobil dibakar di Johannesburg, setelah malam kekerasan. Polisi berada di tempat kejadian untuk mencoba mengendalikan protes lebih lanjut.

Bentrokan terus berlanjut saat keamanan dan polisi menembakkan granat kejut dan peluru karet untuk mendorong mundur para perusuh, yang memasuki toko-toko dengan melewati pintu masuk pengiriman, pintu keluar darurat dan memanjat atap.

Baca: Janji Bantuan Makanan saat Lockdown Tak Terwujud, Ratusan Warga Afrika Selatan Bentrok dengan Polisi

Baca: Penerapan Lockdown di Afrika Selatan: Kasus Penjarahan, Pencurian, dan Kekerasan Menguat

Dalam file foto ini diambil pada 04 Juli 2021 Mantan presiden Afrika Selatan Jacob Zuma berbicara kepada para pendukungnya di depan rumah pedesaannya di Nkandla untuk pertama kalinya sejak dia dijatuhi hukuman 15 bulan karena penghinaan terhadap pengadilan. Mantan presiden Afrika Selatan Jacob Zuma menyerahkan dirinya ke polisi pada akhir 7 Juli 2021 untuk mulai menjalani hukuman 15 bulan karena penghinaan terhadap pengadilan, kata yayasannya. (Emmanuel Croset / AFP)

Kasus korupsi mantan presiden Jazob Zuma

Kerusuhan pecah setelah Jacob Zuma mulai menjalani hukuman 15 bulan karena penghinaan terhadap pengadilan pada hari Kamis minggu lalu.

Dia telah menolak untuk mematuhi perintah pengadilan untuk bersaksi pada penyelidikan yang didukung negara yang menyelidiki tuduhan korupsi ketika dia menjadi presiden dari 2009 hingga 2018.

Zuma juga menghadapi persidangan dalam kasus terpisah atas tuduhan termasuk korupsi, penipuan, pemerasan dan pencucian uang.

Dia mengaku tidak bersalah di pengadilan pada bulan Mei.

Yayasan Zuma mengatakan tidak akan ada perdamaian di Afrika Selatan sampai mantan presiden dibebaskan dari penjara.

"Perdamaian dan stabilitas di Afrika Selatan secara langsung terkait dengan pembebasan Presiden Zuma dengan segera," katanya dalam sebuah Tweet.

"Kekerasan itu bisa dihindari. Dimulai dengan keputusan mahkamah konstitusi untuk menahan presiden Zuma... Ini yang membuat marah rakyat," kata juru bicara yayasan itu, Mzwanele Manyi, kepada Reuters secara terpisah.

(Tribunnewswiki.com/Saradita)



Penulis: saradita oktaviani
Editor: Putradi Pamungkas
BERITA TERKAIT

Berita Populer