H mengatakan jika korban tidak merasa pahit, maka A adalah anak genderuwo.
"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni. Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo. Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit," ungkap Sugeng.
Melihat hal itu orang tua A semakin percaya jika anaknya bermasalah, Mereka kemudian menaruh harapan tinggi pada B dan H untuk menyembuhkan buah hatinya.
Kemudian ritual menenggelamkan A di bak mandi pun dimulai.
Mereka meyakini hal itu adalah satu-satunya cara untuk meruwat A dari keberadaan genderuwo.
"Menurut pengakuan A dimasukan ke bak mandi empat kali. Pertama gak apa-apa, kedua dan ketiga juga gak apa. Pas yang keempat mungkin karena terlalu lama korban ini akhirnya pingsan," kata Sugeng, dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi di Mapolres Temanggung membenarkan keterlibatan tetangga korban yang membujuk orangtua korban melakukan ritual.
"Dugaan awal sementara, orangtua korban mau melakukan tindakan itu atas pengaruh bujuk rayu H, yang dikenal sebagai orang "pintar" atau dukun. Saat itu kondisi A diyakini nakal, lalu H mengatakan "wah, anak itu dihinggapi dunia lain"," jelas Benny.
Benny mengatakan orangtua A melakukan ritual tersebut sekitar bulan Januari 2021 setelah dibujuk oleh B.
Korban pun ditenggelamkan di bak mandi hingga akhirnya tewas.
"Orangua korban, disuruh H, juga B, agar korban diruwat, caranya dengan ditenggelamkan. Itu motif sementara," jelas Benny.
Baca: Viral Video ART Aniaya Majikan yang Lansia, Pelaku Tak Terima Dimaki Sebutan Setan oleh Korban
Baca: Viral Petugas Dishub di Bekasi Dikeroyok saat Bertugas, Pelaku Kini Diamankan Polisi