Dari cerita yang beredar, A sudah meninggal sejak 4 bulan lalu.
Namun orang tua A percaya jika sang anak bisa kembali hidup lagi.
Mereka pun mengatakan jika sang anak tengah sakit.
Padahal saat bibi dan kakeknya menemukan jasad A, tubuh bocah itu tinggal kerangka saja.
Aisyah tewas setelah ditenggelamkan orangtuanya sendiri atas dua dukun.
Kedua orang tua A pun melakukan hal itu dengan dalih ruqyah.
Bocah 7 tahun itu dipaksa diruqyah dengan cara ditenggelamkan karena dinilai nakal.
Kepala Desa Bajen, Sugeng mengaku sangat terpukul dengan meninggalnya A.
Ia mengatakan pihak desa sebelumnya tidak merasakan ada keganjilan.
Namun ia mengakui jika warga sekitar merasa kurang nyaman dengan keberadaan dua dukun berinisial B dan H yang membuka praktik supranatural di desa mereka.
"Pemerintah desa terpukul atas kejadian ini. Tidak ada keganjilan, cuma ada dua orang B dan H. Memang dua orang ini mendalami ilmu spiritual," katanya, Selasa (18/5/2021).
Ia mengatakan karena ingin terlihat kondang, B dan H selalu menawarkan jasa pengobatan supranatural kepada warga.
Namun tak ada satu pun warga yang percaya dengan omongan mereka.
Baca: Viral Anak Dibunuh dengan Dalih Kerasukan Genderuwo, Sudah 4 Bulan Dibiarkan Busuk di Kasur
Baca: Viral Anak di Temanggung Dibiarkan Busuk 4 Bulan di Kasur, Polisi Tangkap Terduga Pelaku Pembunuhan
Menurutnya hanya keluarga M dan S yang tak lain orangtua A yang percaya dan menjadi korban tipu daya kedua tersangka.
"Tapi masyarakat kami tidak tergiur dengan omongan mereka berdua. Karena belum pernah terbukti. Belum ada orang yang sembuh setelah ditangani mereka," jelasnya.
Sugeng bercerita B dan H mengklaim jika korban adalah anak genderuwo.
Sebagai pembuktian, H pernah menyuruh A untuk makan bunga mahoni yang pahit dan beberapa cabai.
H mengatakan jika korban tidak merasa pahit, maka A adalah anak genderuwo.
"Untuk mengetes kalau anak itu adalah anak genderuwo, pernah korban itu disuruh makan bunga mahoni. Itu kan pahit sekali, sama cabai. Kalau korban tidak merasa pahit, berarti dia benar anak genderuwo. Dan benar saja, waktu itu korban tidak merasakan pahit," ungkap Sugeng.
Melihat hal itu orang tua A semakin percaya jika anaknya bermasalah, Mereka kemudian menaruh harapan tinggi pada B dan H untuk menyembuhkan buah hatinya.
Kemudian ritual menenggelamkan A di bak mandi pun dimulai.
Mereka meyakini hal itu adalah satu-satunya cara untuk meruwat A dari keberadaan genderuwo.
"Menurut pengakuan A dimasukan ke bak mandi empat kali. Pertama gak apa-apa, kedua dan ketiga juga gak apa. Pas yang keempat mungkin karena terlalu lama korban ini akhirnya pingsan," kata Sugeng, dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu Kapolres Temanggung, AKBP Benny Setyowadi di Mapolres Temanggung membenarkan keterlibatan tetangga korban yang membujuk orangtua korban melakukan ritual.
"Dugaan awal sementara, orangtua korban mau melakukan tindakan itu atas pengaruh bujuk rayu H, yang dikenal sebagai orang "pintar" atau dukun. Saat itu kondisi A diyakini nakal, lalu H mengatakan "wah, anak itu dihinggapi dunia lain"," jelas Benny.
Benny mengatakan orangtua A melakukan ritual tersebut sekitar bulan Januari 2021 setelah dibujuk oleh B.
Korban pun ditenggelamkan di bak mandi hingga akhirnya tewas.
"Orangua korban, disuruh H, juga B, agar korban diruwat, caranya dengan ditenggelamkan. Itu motif sementara," jelas Benny.
Baca: Viral Video ART Aniaya Majikan yang Lansia, Pelaku Tak Terima Dimaki Sebutan Setan oleh Korban
Baca: Viral Petugas Dishub di Bekasi Dikeroyok saat Bertugas, Pelaku Kini Diamankan Polisi