Polisi Israel memasuki halaman. Di dalam Masjid Al-Aqsa ada sekitar 400 orang, yakni para pemuda yang berunjuk rasa dan orang tua yang bersembahyang.
Baca: Manuel Musallam, Sosok Pastor yang Ucapan Jika Masjidmu Dibom Israel, Azan-lah di Gereja Kami
Polisi menembakkan gas air mata dan melemparkan granat kejut ke dalam masjid.
Para pengunjuk rasa, kata polisi, melempar batu ke arah polisi dan ke arah jalan raya di dekat Tembok Barat, tempat ribuan orang Yahudi Israel berkumpul untuk berdoa.
Tindakan-tindakan Israel di dekat tempat suci itu, terutama pada bulan Ramadan, mendapat kecaman internasional.
Juru Bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ofir Gendelman, dalam sebuah tweet mengklaim bahwa "para ekstremis Palestina sudah jauh-jauh hari merencanakan untuk menjalankan kekacauan" di tempat suci itu.
Dia mengunggah foto yang memperlihatkan tumpukan batu dan papan kayu untuk menunjukkan bahwa ini bagian dari persiapan para pengunjuk rasa.
Baca: Pastor Katolik Palestina Ajak Umat Kristiani Lindungi Masjid Al Aqsa dari Kekejaman Zionis Israel
Juru Bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Ofir Gendelman, dalam sebuah tweet mengklaim bahwa "para ekstremis Palestina sudah jauh-jauh hari merencanakan untuk menjalankan kekacauan" di tempat suci itu.
Dia mengunggah foto yang memperlihatkan tumpukan batu dan papan kayu untuk menunjukkan bahwa ini bagian dari persiapan para pengunjuk rasa.
Ofir mengatakan Israel menjamin kebebasan beribadah, tetapi "bukan kebebasan untuk mengacau dan menyerang orang tak bersalah".
Baca berita lainnya terkait konflik Israel-Palestina di sini.