MenurutĀ Arbi Sanit, karena kemampuan praktisi DPR lebih rendah maka untuk kelihatan kerja maka dengan gampang membentuk pansus seperli Pelindo II.
Selain itu, pemilu menyiapkan dan tidak mempunyai calon kriteria integritas, kemampuan dan visinya.
"Karena anggota DPR tak punya visi, makanya ada pansus terus-menerus. Pansus yang tidak relevan juga dibuat-buat. Ini akan mengebiri lembaga DPR sendiri," katanya.
DPR, kata Arbi, tidak memiliki kriteria pengorbanan bagi rakyat. Padahal seorang pemimpin atau politisi harus mau berkorban demi kepentingan rakyat banyak.
Arbi menyebut Pansus Pelindo II terjadi karena kontroversi saat RJ Lino dikritik oleh Menko Maritim Rizal Ramli.
Karena tidak jelas, DPR langsung ambil posisi untuk segera membentuk Pansus.
"Saat ada ruang politik bagi DPR maka mereka langsung buat pansus."
"Padahal, mereka tidak tahu bahwa dibalik ini semua DPR melawan Presiden."
"Politik pemilu dibangkitkan dan dipanaskan kembali," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PROFIL Arbi Sanit, Pengamat Politik yang Pernah Sarankan Jokowi Tiru Soeharto hingga Kritik DPR