Begini Dampak Rumah Warga Ditutup Tembok di Ciledug, Bocah Harus Menanjak, Anggota FItness Berkurang

Editor: Archieva Prisyta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu anak kecil yang menetap di gedung fitness milik keluarga Asep harus melewati dinding berkawat duri saat hendak memasuki kediaman mereka, Minggu (14/3/2021).

"Ada yang sudah sekolah, tapi kan sekolah online. Tiap sore tapi mereka ngaji, mereka juga pernah jatoh waktu naik tangga itu. Kayunya roboh," tutur dia.

Mengenai parkir kendaraan pribadi, Asep menumpangkan kendaraan bermotornya di rumah atau gedung tetangganya.

"Kendaraan nitip di tetangga. Alhamdulillah punya tetangga baik," ujar dia.

Baca: Peneliti Sebut Varian Covid-19 N439K Kemungkinan Tidak Bisa Diatasi Dengan Vaksin yang Ada Saat Ini


Kesulitan Interaksi

Asep mengaku menemui hambatan lain, yaitu kesulitan berinteraksi dengan orang lain.

Lantaran adanya dua dinding itu, tukang sampah di permukiman tersebut tak pernah mengambil sampah dari kediaman Asep.

"Ya lewat aja tukang sampah. Enggak pernah masuk, orang enggak bisa. Ini makanya sampah numpuk di deket pager gedung," imbuhnya.

Selain itu, keluarga Asep pun kesulitan untuk membeli bahan pangan.

Sebab, tukang sayur keliling di lingkungan itu kesulitan untuk mengakses kediaman Asep.

Meski demikian, menurut Asep, si anak mantan pemilik gedung itu memberikan akses jalan keluar untuk Asep.

Akses keluar atau masuk tersebut terletak di bagian belakang gedung yang menembus jalan gang lain.

Namun, Asep dan keluarganya harus melewati pemakaman terlebih dahulu jika ingin melewati jalan itu.

"Kami dikasih jalan tuh pemakaman umum. Itu khusus untuk orang doang. Kendaraan seperti motor atau mobil enggak bisa (masuk atau keluar)," papar Asep.

Baca: Sakit Hati Sering Dihina Saat Bekerja, Kuli Bangunan di BSD Ini Dendam dan Bunuh Mantan Bosnya


Penghasilan Berkurang

Dampak lain terkait pembangunan tembok tersebut, kata Asep, adalah penghasilannya yang jauh berkurang.

Sebelumnya, usaha fitness milik keluarganya setidaknya memiliki 100 anggota tetap.

Namun, usai tembok itu dibangun, jumlah member kian berkurang.

"(Jumlah anggota fitness) sangat-sangat berkurang. Kalau dulu sampai 100, sekarang paling ada 10," ucap Asep.

"Kami kehilangan banyak member," ucapnya.

Padahal, menurutnya, usaha fitness adalah satu-satunya mata pencaharian keluarga mereka.

Halaman
123


Editor: Archieva Prisyta
BERITA TERKAIT

Berita Populer