Semisal, segera berbuka ketika tiba saatnya berbuka untuk memenuhi kebutuhan energi sebanyak 50%, kemudian mengonsumsi snack sebelum melaksanakan ibadah salat tarawih, mengonsumsi snack atau makanan selingan kembali setelah salat tarawih untuk memenuhi kebutuhan energi sebanyak 10%, dan sebelum waktu imsak setelah santap sahur untuk memenuhi kebutuhan energi sebanyak 40%.
Baca: Jelang Ramadhan, Lakukan Aktivitas Ngabuburit Ini Tanpa Harus Keluar Rumah
Baca: 4 Persiapan Jelang Ramadhan 2021 untuk Jalani Puasa di Tengah Pandemi
Analoginya, seperti halnya ketika melaksanakan makan pagi dan makan selingan di pagi hari yang dilakukan saat berbuka puasa, makan siang yang diganti dengan makan sesudah salat tarawih, menyantap makanan selingan sore yang diganti dengan makanan selingan sebelum tidur, serta makan malam dan selingan malam diganti dengan santap sahur.
Sedangkan perbandingannya, tiga kali makan utama dengan kombinasi tiga kali makan selingan.
Snacknya berupa buah – buahan yang mengandung gula alami, dan mengurangi karbohidrat. Semisal diperoleh dari pisang, kiwi, maupun tomat, atau salad pepaya dan pisang rebus, jadi tidak harus dengan roti tawar maupun makanan lainnya yang berkarbohidrat tinggi.
Dengan demikian, sebenarnya kunci utama bagi diabetes yang menjalankan ibadah puasa yakni berkaitan dengan jumlah makanan, jadwal makan dan jenis makanan.
Untuk jenis makanannya, dianjurkan bagi diabetesi untuk mengonsumsi sumber karbohidrat seimbang, sumber protein rendah lemak semisal dari tempe, tahu, kacang – kacangan, serta sumber lemak dalam jumlah yang terbatas melalui makanan yang dimasak menggunakan cara dikukus atau direbus.
Selain yang dianjurkan, beberapa jenis makanan juga sebaiknya dibatasi semisal makanan yang mengandung gula murni dari gula pasir atau gula jawa, kue manis, es krim, susu kental manis, coke.
Juga dianjurkan untuk mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi semisal dari makanan goreng – gorengan dan makanan siap saji, serta hindari makanan yang diawetkan.
Hal itu perlu diawasi secara ketat lantaran diabetesi rentan terhadap resiko penyakit tersebut.
Semisal di antaranya mengalami gula darah tinggi, darah menjadi asam, kadar gula darah terlalu rendah, kekurangan cairan serta bekuan pada pembuluh darah.
Oleh karena itu, perlu memperketat pengawasan terhadap pemeriksaan gula darah.
Hal ini bisa dilakukan pada saat hendak berbuka dan santap sahur, serta dua jam setelahnya.
Intinya memang mempertimbangkan angka kecukupan gizi dan lebih ketat untuk mendisiplinkan pola makan, sehingga diabetesi bisa menjalankan ibadah puasa tanpa terkendala dengan penyakitnya. (*)
*Berita kesehatan ini merupakan hasil wawancara dengan Yeni Prawiningdyah, SKM, MKes, ahli gizi RS dr Sardjito pada tahun 2012 lalu
Artikel ini telah tayang di Tribunnews dengan judul Ini Persiapan yang Sebaiknya Dilakukan Penderita Diabetes Jelang Ibadah Puasa 2021