Tragedi Pemenggalan Guru Samuel Paty di Perancis, Berawal dari Kebohongan Siswi Berusia 13 Tahun

Editor: Ekarista Rahmawati Putri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah poster bertuliskan Saya Samuel dan bunga-bunga tergeletak di luar sekolah tempat guru sejarah yang terbunuh, Samuel Paty, bekerja, Sabtu, 17 Oktober 2020 di Conflans-Sainte-Honorine, barat laut Paris

Diketahui, serangan tersebut menewaskan 12 orang.

Dua hari kemudian, gadis tersebut memberi tahu kepada Chnina, Samuel Paty telah meminta siswa Muslim untuk meninggalkan kelas, sebelum menunjukkan karikatur itu.

Dia berkata, ia telah menyatakan ketidaksetujuannya dengan guru dan ia telah menskornya dari kelas selama dua hari.

Usai mendengar hal itu, Chnina pria berusia 48 tahun itu, berbagi video di Facebook.

Pria kelahiran Maroko ini, mencela Samuel Paty dan meminta agar ia dipecat dari sekolah.

Ia juga mengunggah video kedua dengan menuduh Samuel Paty telah melakukan diskriminasi.

Kemudian, Chnina mengadu ke sekolah dan polisi.

Ia bahkan mengklaim, Samuel Paty bersalah, karena telah "menyebarkan gambar porno" dan memicu tuduhan Islamofobia di sekolah.

 

Baca: Panduan Lengkap Membuat Paspor, Ini Biaya dan Dokumen yang Perlu Disiapkan

 

Media sosial pun mulai gaduh. Hingga Abdullah Anzorov, seorang migran dari Chechnya yang tinggal di Normadia, termakan amarah oleh video Chnina.

Abdullakh Anzorov, pada 16 Oktober 2020, melakukan perjalanan ke Conflans-Sainte-Honorine.

Ia kemudian menyogok dua murid untuk menunjukkan ciri-ciri Samuel Paty.

Saat Samuel Paty dalam perjalanan pulang, ia dibunuh dan dipenggal oleh Abdullakh Anzorov.


Akhirnya Mengaku

Sementara itu, Z tetap berpegang teguh pada kebohongannya.

Namun, akhirnya polisi memberi tahu Z bahwa beberapa teman sekelasnya telah mengonfirmasi bahwa Z tak hadir di kelas.

Bahkan, menurut siswa lain, Samuel Paty tidak menginstrusikan siswa Muslim untuk meninggalkan kelas seperti yang ia klaim.

Kemudian, saat itulah Z akhirnya mengakui kebohongannya.

Para penyelidik dilaporkan menyatakan, Z menderita inferiority complex dan mengabdi pada ayahnya.

Halaman
123


Editor: Ekarista Rahmawati Putri
BERITA TERKAIT

Berita Populer