Apa Itu Virus Nipah, Ilmuwan Khawatir Bisa Jadi Pandemi: Mengerikan dengan Rasio Kematian 75%

Editor: haerahr
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim medis dan kerabat membawa jenazah seorang pria yang diyakini meninggal karena virus dari Nipah di India. Ilmuwan mengkhawatirkan virus nipah bisa menjadi pandemi berikutnya dan akibatnya bisa lebih mengerikan karena tingkat kematian 75%.

Gejala infeksi bervariasi dari tidak ada hingga demam, batuk, sakit kepala, sesak napas, dan kebingungan.

Hal ini dapat memburuk menjadi koma selama satu atau dua hari, dan 50% hingga 75% dari mereka yang terinfeksi meninggal.

Komplikasi dapat mencakup radang otak dan kejang setelah pemulihan. 

Baca: Virus Nipah Disinyalir Berpotensi Menimbulkan Pandemi Baru, Begini Gejala hingga Cara Pencegahannya

Virus Nipah (NiV) adalah jenis virus RNA dalam genus Henipavirus, dikutip Wikipedia.

Virus ini biasanya beredar di antara jenis kelelawar buah tertentu.

Hal ini dapat menyebar di antara manusia dan dari hewan lain ke manusia.

Penyebaran biasanya membutuhkan kontak langsung dengan sumber yang terinfeksi.

Diagnosis didasarkan pada gejala dan dikonfirmasi oleh pengujian laboratorium. 

Hingga saat ini, belum ada vaksin ataupun pengobatan khusus bagi orang yang terinfeksi virus Nipah.

Tindakan pencegahan termasuk menghindari paparan kelelawar dan babi sakit, dan tidak minum getah kurma mentah.

Pada Mei 2018 diperkirakan telah terjadi sekitar 700 kasus virus Nipah pada manusia, dan 50 hingga 75 persen dari mereka yang terinfeksi meninggal.

Wabah Nipah lebih lanjut 'sangat mungkin', seorang ahli memperingatkan. (AFP VIA GETTY IMAGES/MIRROR)

Pada Mei 2018, wabah penyakit tersebut menyebabkan 17 kematian di negara bagian Kerala, India.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1998 oleh tim peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Malaya saat terjadi wabah di Malaysia.

Mayoritas pasien di Malaysia yang didiagnosis dengan penyakit tersebut dirujuk dan dirawat di Pusat Medis Universitas Malaya.

Virus diisolasi dan diidentifikasi pada tahun 1999.

Penyakit ini dinamai sebuah desa di Malaysia, Sungai Nipah.

Babi juga dapat terinfeksi, dan jutaan dibunuh oleh otoritas Malaysia pada tahun 1999 untuk menghentikan penyebaran penyakit, suatu tindakan yang terbukti berhasil. 

Tanda dan Gejala

Gejala mulai muncul 5 hingga 14 hari setelah terpapar.

Gejala awal berupa demam, sakit kepala, dan mengantuk, diikuti dengan disorientasi dan kebingungan mental.

Halaman
1234


Editor: haerahr
BERITA TERKAIT

Berita Populer