Dalam video yang beredar, banyak paket menumpuk tercecer tak terurus.
Keterangan video viral itu mengatakan jika paket milik para pelanggan itu tak dikirim karena ada masalah dengan perusahaan.
Banyak karyawan melakukan mogok kerja karena ada isu pemotongan gaji.
Bahkan ada juga karyawan yang merusak paket pelanggan karena merasa marah.
Di video berdurasi 15 detik ini terdengar suara pegawai yang bersorak saat rekannya melempar dan mengacak-acak paket.
"Pekerja jnt mogok gaji kena potong. Patutlah barang aku tak sampai sampai semoga dipermudahkan,” tulis narasi video.
Baca: Video Viral 2 Maling Lakukan Aksi Kepergok Tuan Rumah, Diteriaki Langsung Ngaku Ambil Sampah
Baca: Bikin Iri, Wanita Ini Viral setelah Dihadiahi Mobil, Uang Rp 10 Juta, dan iPhone 11 Pro oleh Pacar
Hingga kini, unggahan tersebut disukai lebih dari 161.700 pengguna dan mendapat lebih dari 8.400 kali.
Unggahan tersebut juga telah dibagikan lebih dari 19.800 kali.
Diketahui, kejadian tersebut terjadi di salah satu gudang pengiriman J&T di Malaysia.
Tumpukan paket yang belum dikirim ke penerima itu langsung memantik kecaman para warganet.
Di Twitter pada Sabtu (6/2/2021), akun @imrannazri_ berkicau, "Kalau mau protes, pergilah ke pejabat buruh, jangan rusak barang customer,"
Melansir Sinar Harian pada Minggu (7/2/2021), J&T Express Perak memberikan klarifikasi tentang kejadian tersebut.
Pihaknya meminta maaf dan berkata bahwa perilaku para pegawainya tersebut tidak bisa diterima.
"Pihak J&T Express akan memberi lebih banyak latihan kepada pekerja kami demi meningkatkan mutu layanan,"
"Sekali lagi, J&T Express memohon maaf atas kejadian yang tidak diinginkan ini, dan akan berupaya meningkatkan mutu layanan kami,"
Menanggapi video yang beredar, J&T Express Perak membantah ada kaitan mogok kerja dengan pemotongan upah karyawan.
"Segala hal yang terjadi hanya salah paham dan pernyataan bahwa pekerja J&T Express mogok serta pemotongan upah itu tidak benar,"
Facebook J&T pun mengunggah video berdurasi 57 detik yang berisi permohonan maaf secara terbuka dari tujuh pegawai.
Mereka menegaskan, tidak ada isu pemotongan gaji dan mogok kerja.