Seorang anggota tim penyelam TNI AL yang menemukan bagian kotak hitam bersama Mayor Iwan Kurniawan memberikan pernyataan baru.
Flight data recorder (FDR) atau bagian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang telah dievakuasi disebut tertimbun lumpur pada kedalaman 18 meter di bawah permukaan laut saat ditemukan.
"Kami mengangkat serpihan-serpihan, kami melihat ada sebuah kotak tertanam di lumpur dan kami mengangkatnya," katanya, dikutip dari siaran langsung Kompas TV, Rabu.
"Kami tidak tahu (benda apa), kami serahkan ke Mayor Iwan untuk diidentifikasi, selanjutnya barang tersebut dibawa ke atas. Kurang lebih 25 menit (di bawah laut), kedalaman 18 meter," sambungnya.
Diketahui sebelumnya, FDR atau bagian kotak hitam Sriwijaya SJ 182 ditemukan pada Selasa (12/1/2021) pukul 18.00 WIB.
Pesawat Sriwijaya Air 182 hilang kontak dan jatuh pada Sabtu (9/1/2021) pukul 14.00 WIB di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Sriwijaya Air jatuh setelah 4 menit menukik dengan hanya beberapa detik dari ketinggian 10 ribu kaki menjadi 250 kaki.
Wakil ketua ikatan pilot Indonesia, Capt. Rama Valerino Noya menyatakan, ia belum bisa memberikan tanggapannya terkait data analisa yang dilakukan oleh flight radar, karena data tersebut belum pasti keakurasiannya.
"Lebih baik menunggu black box ditemukan," kata Capt. Rama saat diwawancarai melalui siaran Breaking News Kompas TV, Minggu (10/1/2021).
"Dalam kondisi normal, kalau kita melihat reporting yang ada, pilot mengikuti Standar Instrument Departure (SID), dia menuju ke arah Pontianak, semua yang dilakukan sudah sesuai dengan track dan prosedur," jelas Capt. Rama.
"Kita tidak bisa berandai-andai apakah ini terkena awan ataukah ada masalah yang lain berkaitan dengan itu," tambahnya.
Menurut Capt. Rama, jika membahas berkaitan dengan data flight radar, kurang pas untuknya.
Sementara itu, Capt. Rama menjelaskan kondisi Sriwijaya Air SJ-182 Boeing 737-500 cukup baik.
"Sebenarnya pesawat ini cukup andal, karena pesawat ini pun juga dipakai di seluruh dunia, di Amerika, Inggris, Rusia juga memakai. Jadi secara performa 737 seri 500 ini cukup baik dan cukup andal," tegasnya.
"Sama dengan boeing 737 seri lainnya dan juga 737 next generation," tambah Capt. Rama.
Ia memaparkan, pesawat Sriwijaya Air 182 ini cukup handy dan cukup mudah diterbangkan bagi seorang pilot.
"Itu sesuai pengalaman saya menerbangkan 737 seri 500 ini," tandasnya.
Baca: Penumpang SJ-182 Diduga Gunakan Identitas Palsu, Sriwijaya Air Disorot: Kenapa Bisa Lolos Terbang?
Dalam wawancara tersebut, Capt. Rama menyatakan, tidak tergantung dari umur pesawat, tetapi dari maintenance pesawat tersebut.