"Tentu, bukan hanya angka-angka seperti itu harapan kita semua, namun kemampuan mengetes sebanyak itu diharapkan akan menemukan orang-orang terinfeksi Covid-19 tanpa gejala (OTG) dan segera diambil tindakan isolasi atau perawatan sehingga rantai penyebaran Covid-19 dapat segera terputus," harapnya.
Baca: Prancis Mengonfirmasi Kasus Pertama Varian Baru Virus Corona
Untuk mewujudkan itu, 5 industri konsorsium juga telah berkomitmen untuk mendukung.
Menariknya, biaya tes dengan GeNose C19 terhitung cukup murah, yakni hanya sekitar Rp 15-25 ribu.
Hasil tes juga sangat cepat yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya.
Selain itu, pengambilan sampel tes berupa embusan nafas juga dirasakan lebih nyaman dibanding usap atau swab.
Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM, Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., mengatakan siap dipasarkannya GeNose ini menunjukkan kontribusi UGM untuk menangani pandemi sekaligus agar roda perekonomian tetap berjalan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, hal ini juga memperlihatkan berjalannya kemitraan dan kerja sama strategis antara universitas, pemerintah, industri dan masyarakat.
"Ini kerja bagus sekaligus perwujudan UGM Science Techno Park sebagai jembatan antara universitas dan industri serta tempat riset para dosen dan mahasiswa," terang Paripurna.
GeNose, alat pendeteksi Covid-19, yang dibuat para peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) bisa mendeteksi keberadaan infeksi virus corona dalam waktu kurang dari 2 menit.
Kuwat Triyono, anggota peneliti, mengatakan GeNose mendeteksi Covid-19 melalui embusan napas orang yang dites.
Sebelumnya, waktu yang dibutuhkan alat ini untuk medetekasi Covid-19 adalah sekitar 3 menit.
"Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi," kata kata Kuwat, Jumat (25/9/2020), dikutip dari Kompas.
Baca: Ada Temuan Virus Corona Baru di South Wales, Ini Syarat WNI dari Inggris Boleh Masuk ke Indonesia
Tak hanya cepat, GeNose juga memiliki akurasi tinggi dan harganya jauh lebih murah daripada tes swab PCR.
Satu unit GeNose yang diperkirakan seharga Rp40 juta dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan.
"Untuk saat ini kemampuan produksi optimum sekitar 50 ribu unit per bulannya," urainya.
Peneliti GeNose lainnya, Dian Kesumapramudya Nurputra, memaparkan GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama napas.
Orang yang akan diperiksa dengan alat ini akan diminta mengembuskan napas ke tabung khusus.
Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan.
Menurutnya, GeNose telah melalui uji profiling dengan menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta.